Keuangan

Asuransi Umum Catatkan Kinerja Positif di Semester I 2024, Perusahaan Ini Juaranya!

Jakarta – PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk atau Tugu Insurance secara konsisten kembali menorehkan kinerja keuangan yang positif di sepanjang 2024 dan ungguli kompetitornya. Likuiditas perdagangan saham TUGU pun ikut terpantik naik.

Emiten saham sektor asuransi umum masih mencatatkan pertumbuhan kinerja yang positif di medio pertama tahun 2024 di tengah berbagai tantangan makro ekonomi yang dihadapi.  

Berdasarkan catatan dari Kharel Devin Fielim analis Trimegah Sekuritas, dari 12 emiten di sektor asuransi umum, premi bruto masih tumbuh dobel digit.

Ia mencatat adanya kenaikan premi bruto di sektor asuransi umum sebesar 13,9 persen secara year-on-year (yoy) untuk periode Januari – Juni 2024. Di antara ke-12 perusahaan asuransi umum tersebut, premi bruto TUGU menjadi kontributor pertumbuhan terbesar.

“Premi bruto (TUGU) naik 39 persen yoy mencapai Rp5,2 triliun pada semester I tahun ini. Kontribusi premi bruto TUGU terhadap total premi bruto emiten asuransi umum mencapai 39,4 persen hingga akhir Juni 2024. Pangsa pasarnya meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 32,3 persen,” kata Kharel.

Baca juga: Tugu Insurance jadi Jawara di HR Excellent Award 2024

Tidak hanya dari sisi premi saja, tetapi kinerja operasional anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut juga tercatat yang paling mentereng. Laba operasi TUGU mencapai Rp517 miliar atau tumbuh 68 persen yoy pada semester I tahun 2024.

Capaian tersebut bahkan jauh mengungguli kinerja kompetitornya yang berhasil menorehkan pertumbuhan sebesar 45,2 persen yoy. Kontribusi laba operasional TUGU terhadap total 12 emiten asuransi umum yang menyandang status “tbk” bahkan mencapai 64,5 persen.

“Ini tidak hanya menunjukkan bahwa TUGU mengalami perbaikan yang signifikan tetapi juga keunggulan kompetitif terutama dari sisi size and scale” katanya.

Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa emiten sektor asuransi umum yang melantai di BEI memang didominasi oleh perusahaan yang memiliki skala yang relatif kecil dengan kinerja yang cenderung fluktuatif.

Namun TUGU yang mampu memanfaatkan ekosistem bisnis captive dari induk Pertamina Group, sinergi bisnis dengan BUMN lain serta upaya penetrasi ke segmen ritel yang menjanjikan menjadi kunci utama motor pertumbuhan bisnis perseroan yang menciptakan skala ekonomi yang besar.

“Pada akhirnya size, scale, growth dan profitability TUGU menjadi pendorong utama appetite dari investor sehingga bisa kita lihat likuiditas perdagangan terus membaik terutama pada momentum rilis laporan keuangan serta adanya konsistensi inflow dana asing,” jelas Kharel.

Mengacu pada data statistik perdagangan, rata-rata volume perdagangan saham TUGU secara harian pada awal Agustus mencapai 6,71 juta saham atau meningkat 12,8 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 5,95 juta per hari.

Bahkan, apabila dibandingkan dengan periode awal tahun yaitu Januari, rata-rara perdagangan saham harian TUGU hanya sebanyak 1,75 juta. Artinya dalam kurun waktu kurang dari delapan bulan, likuiditas perdagangan saham TUGU naik hampir empat kali lipat.

Baca juga: Semester I 2024, Tugu Insurance Kantongi Laba Rp439 Miliar

Sementara itu, data perdagangan juga menunjukkan bahwa saham TUGU dibeli bersih oleh asing dalam 8 pekan beruntun dengan total nilai net foreign buy Rp23,6 miliar. Di sepanjang 2024, bahkan asing membeli bersih saham TUGU senilai Rp 28,9 miliar.

Senada dengan Kharel, analis BCA Sekuritas Ryan Yani Santoso dalam catatannya juga menilai bahwa kinerja TUGU yang melampaui industri membuat saham TUGU menjadi atraktif.

“TUGU mempublikasikan kinerja semester pertama 2024: premi bruto naik 39 persen menjadi Rp5,2 triliun, di atas rata-rata pertumbuhan tahunan industri untuk tahun fiskal 2019-23 sebesar 8,6 persen,” tulis Ryan dalam catatan singkatnya.

Terlepas dari kinerja yang lampaui industri Ryan juga menilai bahwa saham TUGU secara valuasi masih atraktif. Hal ini juga didukung dengan perseroan yang secara konsisten membagikan dividen dengan rasio 40 persen dari laba bersih dengan estimasi dividend yield mencapai 8 persen yang tergolong tinggi. (*)

Galih Pratama

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

5 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

7 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

8 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

10 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

15 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

16 hours ago