Poin Penting
- Total aset industri dana pensiun per Agustus 2025 mencapai Rp1.611,45 triliun, naik 8,48 persen (yoy)
- Aset program pensiun wajib naik 9,86 persen (yoy) menjadi Rp1.216,11 triliun, sementara program sukarela tumbuh 4,47 persen menjadi Rp395,35 triliun
- Aset industri asuransi non-komersial naik 1,26 persen (yoy) menjadi Rp222,48 triliun, dan aset perusahaan penjaminan meningkat 1,94 persen menjadi Rp48,83 triliun.
Jakarta – Sektor dana pensiun mencatatkan kinerja positif di tengah moderasi pertumbuhan pada segmen keuangan non-komersial lainnya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset industri dana pensiun per Agustus 2025 mencapai Rp1.611,45 triliun, tumbuh 8,48 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, menyebut capaian ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap program jaminan hari tua semakin meningkat, seiring dengan dorongan kebijakan reformasi sistem pensiun nasional.
Baca juga: Premi Asuransi Jiwa Turun 1,21 Persen Jadi Rp117,51 Triliun per Agustus 2025
“Dana pensiun memegang peranan strategis dalam menjamin keberlanjutan pendapatan masyarakat di usia nonproduktif. Pertumbuhan yang konsisten mencerminkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang,” ujarnya dalam acara Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan September 2025, Kamis (9/10).
Secara rinci, program pensiun wajib mencatatkan pertumbuhan paling tinggi, yakni 9,86 persen (yoy) dengan total aset mencapai Rp1.216,11 triliun.
“Untuk program pensiun sukarela tumbuh 4,47 persen yoy menjadi Rp395,35 triliun,” ucap Ogi.
Baca juga: Danantara Bakal Ciutkan Jumlah Asuransi dari 15 Jadi 3 Perusahaan
Sementara itu, industri asuransi non-komersial yang terdiri dari BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, serta program asuransi ASN, TNI, dan Polri mencatat pertumbuhan aset 1,26 persen (yoy) dengan total Rp222,48 triliun.
“Di sisi lain, perusahaan penjaminan juga mengalami peningkatan aset 1,94 persen (yoy) menjadi Rp48,83 triliun,” imbuh Ogi. (*) Alfi Salima Puteri










