Jakarta – Hoax atau berita bohong di masyarakat menyebar dengan sangat cepat layaknya api yang menyambar rumput kering. Untuk menangkalnya, artikel-artikel klarifikasi yang berisi fakta, semakin diperlukan.
Dedy Helsyanto, Koordinator Program dan Pemeriksa Fakta Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo) menyebutkan bahwa seringkali beberapa kalangan masyarakat tidak bisa menemukan sumber terpercaya ketika dihadapkan pada hoax. Untuk itu, Ia mengajak para anak muda, khususnya mahasiswa untuk lebih banyak lagi memproduksi berita-berita benar dan klarifikasi.
“Ketika menemukan hoax, masyarakat tidak menemukan artikel klarifikasi dan akhirnya jadi percaya. Untuk itu, kita perlu membuat artikel klarifikasi ini lebih menyebar dan dibaca oleh masyarakat,” jelas Dedy pada webinar virtual yang dikutip melalui kanal YouTube BNPB Indonesia.
Selain itu, Mafindo juga menemukan bahwa rendahnya literasi digital Indonesia menyebabkan banyak masyarakat masih percaya hoax. Kemampuan masyarakat untuk membaca, mengelola informasi, sampai menanggapi perlu terus ditingkatkan.
Maka, edukasi masyarakat terkait literasi digital harus terus digalakkan. Hal ini terus dilakukan oleh berbagai pihak seperti Satgas Penanganan Covid-19, Mafindo, Kementerian Komunikasi (Kominfo), dan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN). (*) Evan Yulian Philaret