Jakarta – Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) optimis prospek industri perusahaan pembiayaan (PP) masih mampu tumbuh doubel digit hingga akhir tahun 2024 usai kebijakan stimulus restrukturisasi Covid-19 untuk sektor multifinance dihentikan.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Ketua Bidang Hubungan Pemerintah II APPI, Ristiawan Suherman, dalam Webinar OJK Institute di Jakarta, 22 Mei 2024.
“Prospeknya bahwa kita masih optimis di tahun 2024 ini PP masih bisa tumbuh di angka double digit, jadi tidak banyak berbeda dengan 2023. Itu menunjukan optimisme dari PP sangat positif post Covid bahkan setelah berhentinya program stimulus yang dikeluarkan oleh OJK,” ucap Ristiawan.
Baca juga: Begini Proyeksi Industri Multifinance, Paylater, hingga Pinjol di Ramadan 2024 dari Regulator dan Asosiasi
Ia menambahkan, optimisme tersebut didukung oleh adanya kebijakan pemerintah dalam penerapan don’t payment (DP) nol persen untuk pembiayaan kendaraan bermotor.
“Lalu pemerintah juga mengeluarkan program relaksasi untuk mempercepat peralihan moda transportasi ke ramah lingkungan yaitu memberikan insentif PPN yang cukup lumayan murah itu juga menjadi optimisme yang lebih tinggi lagi terkait dengan bisnis pembiayaan di kendaraan ramah lingkungan,” imbuhnya.
Optimisme tersebut juga ditunjukan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) yang melihat prospek produksi kendaraan roda empat dalam negeri di tahun ini akan mencapai 1,1 juta unit.
Baca juga: Pencabutan Izin Multifinance Berlanjut, Begini Tanggapan Asosiasi
Sementara itu, dari sisi penjualan unit roda dua, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menyatakan jumlah tersebut masih akan meningkat sebanyak 6,5 juta di 2024.
“Optimisme dari para penjual kendaraan roda empat, roda dua, dan alat berat akan menjadi optimisme untuk PP bisa membiayai lebih tinggi lagi di tahun 2024 ke depan walaupun program stimulus covid 19,” ujar Ristiawan. (*)
Editor: Galih Pratama