Keuangan

APPI Klaim Perusahaan Pembiayaan Sudah Jalani Prosedur Penagihan, Ini Buktinya!

Jakarta – Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menegaskan bahwa, perusahaan pembiayaan dalam proses penagihan kepada para debitur nakal telah sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Ketua Umum APPI, Suwandi Wiratno, mengatakan hal itu terbukti dari 2.871 data penagihan atau pengaduan di sepanjang 2023, ternyata hanya terdapat tiga kasus yang terindikasi mengalami pelanggaran dalam proses penagihan.

“Penagihan pengaduan di 2023 perusahaan pembiayaan 2.871 data yang mengadu terkait perilaku debt collector, tapi data tiga kasus doang yang melanggar, lainnya sudah sesuai dengan prosedural artinya memang 90 persen ke atas eksekusi kami berlangsung,” ucap Suwandi dalam webinar Hitam Putih Bisnis Bank dan Multifinance Paska POJK Perlindungan Konsumen Nomor 22/2023, 22 Februari 2024.

Baca juga: Debt Collector Tak Bisa Seenaknya Tarik Jaminan Nasabah Nunggak

Berdasarkan data tersebut, Suwandi berharap Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui POJK Nomor 22 Tahun 2023 yang bertujuan memperkuat pelindungan konsumen dan masyarakat, sekaligus menjaga stabilitas industri, tidak melindungi debitur-debitur nakal.

“Nah masyarakat juga harus bersama-sama memerangi debitur yang tidak beritikad baik, karena kenapa? Ekonomi kita sangat bergantung kepada orang-orang baik kami punya data 97-98 persen debiturnya baik, jangan sampai yang 2 persen ini teriak-teriak merasa dilindungi, merasa dia lebih hebat udah minjem dana ngga mau bayar,” imbuhnya.

Suwandi menuturkan bahwa, selama ini perusahaan pembiayaan telah secara ketat dalam memberikan kredit ke masyarakat melalui prinsip 5C, yaitu Capacity, Collateral, Character, Capital, dan Condition, dan juga melihat riwayat dari SLIK para calon debitur tersebut.

Baca juga: Catat! Debitur Nakal Tidak Dilindungi dalam POJK Pelindungan Konsumen

“Perusahaan pembiayaan harus dengan 5C, udah pak, sejak ada SLIK di 2019 April menjadi anggota SLIK, kita sama sekali malah menjadi lebih bagus kualitasnya, kita cek, ngga mungkin kita ngasih kredit sembarangan. Namun banyak debitur-debitur dari awal juga nakal ngasih dokumennya bahkan mungkin dokumennya asli tapi apa yg terjadi dia dibohirkan oleh seseorang dibayarkan DP, dikasih komisi,” ujar Suwandi. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

15 mins ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

19 mins ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

2 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

2 hours ago

BTN Raih Sertifikat Predikat Platinum Green Building

Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More

2 hours ago

BI Catat DPK Tumbuh 6 Persen per Oktober 2024, Ditopang Korporasi

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More

3 hours ago