Jakarta–Berdasarkan angka kemiskinan Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, jumlah penduduk miskin pada Maret 2016 mencapai 384,3 ribu orang (3,75%). Sejak 2014, persentase jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta masih dalam tren menurun.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Doni P. Joewono mengatakan, dinamika perekonomian DKI Jakarta turut berpengaruh terhadap kondisi kemiskinan tersebut. Presentase penduduk miskin dipengaruhi oleh garis kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan jumlah penduduk.
Pada Maret 2016 inflasi garis kemiskinan turun menjadi 4,71% (yoy) dibandingkan September 2015 (9,46%) dan Maret 2015 (8,84%). Menurutnya, penurunan ini tidak terlepas dari upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Pemda DKI Jakarta untuk menjaga inflasi Jakarta tetap rendah dan terkendali.
“Menurunnya pertumbuhan garis kemiskinan dikontribusi oleh penurunan pertumbuhan garis kemiskinan kelompok makanan, seiring terkendalinya harga beras yang merupakan komoditas penyumbang utama,” ujar Doni, dalam keterangannya, di Jakarta, Senin, 1 Agustus 2016.
Sementara itu, pertumbuhan garis kemiskinan non makanan masih mengalami peningkatan, seiring dengan masih tingginya biaya sewa perumahan di Jakarta. Sehingga penyediaan Rusunawa (rumah susun sederhana sewa) merupakan salah satu alternatif upaya menurunkan biaya sewa rumah di Jakarta.
“Di sisi lain, kinerja ekonomi DKI Jakarta yang tumbuh lebih rendah pada triwulan I 2016 turut memengaruhi meningkatnya presentase penduduk miskin, terkait terbatasnya perbaikan pendapatan,” tukasnya.
Selain itu, lanjut dia, sebagai faktor pembagi dalam perhitungan presentasi penduduk miskin, turunnya pertumbuhan jumlah penduduk pada periode tersebut juga turut berpengaruh terhadap peningkatan prosentasi penduduk miskin pada periode ini. (*)
Editor: Paulus Yoga