Jakarta -PT Bank Mandiri (Persero) diisukan mengalami kebangkrutan dan akan diambil oleh China. Namun, isu itu telah ditepis oleh manajemen Bank Mandiri. Mereka menyatakan, bank berkode BMRI ini masih mempunyai aset yang sehat dan kuat, sehingga terjauh dari masalah kebangkrutan yang isunya telah bergulir dalam beberapa hari yang lalu.
Menurut Head of Research Narada Kapital Indonesia Kiswoyo Adi Joe, isu tersebut tak membuat pelaku pasar lari dari saham Bank Mandiri. Hal itu dikarenakan isu yang dilemparkan tersebut hanya hoaks semata, sehingga kebenarannya tidak bisa dibuktikan ke publik.
“Itu hoaks semata, tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Apalagi saham Bank Mandiri kinerjanya di atas pertumbuhan industri perbankan, khususnya bank BRI, BNI, dan BCA. Jadi pelaku pasar tak memusingkan hal itu,” ungkap Kiswoyo kepada media saat dihubungi, Jakarta, Kamis, 15 Agustus 2019.
Kiswoyo memandang, kinerja perbankan juga masih mempunyai pertumbuhan yang baik. Hal itu seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang terus menerus mengalami peningkatan.
“Dengan growth yang bagus, terlihat dari net profit dan pendapatan yang bagus dan sehat. Jadi tak perlu memusingkan, kinerja perbankan bagus, yang akhirnya berdampak baik bagi pelaku pasar yang memegang saham perbankan, khususnya Bank Mandiri,” jelas dia.
Kinerja yang cukup moncer, Kiswoyo memberikan rekomendasi untuk para pelaku pasar membeli saham bank Mandiri. Pasalnya, harga saham bank Mandiri bisa mencapai posisi Rp8.200 per saham, dari posisi yang ada saat ini sebesar Rp7.350 per saham.
“Maka dari itu, ini sangat menarik bagi pelaku pasar untuk memburu saham bank Mandiri. Bank Mandiri itu bisa mencapai Rp8.200 per saham, karena harga wajarnya di posisi itu. Lalu ada lagi BNI di harga Rp11.000 per saham, BRI di harga Rp4.600 per saham, dan BCA Rp32.000 per saham,” jelas dia.
Sebagaimana diketahui, Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas menyatakan bahwa permasalahan yang terjadi pada sistem information technology Perseroan beberapa waktu lalu sudah diatasi secara menyeluruh dan Bank Mandiri telah meningkatkan sistemnya agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.
Bank Mandiri, lanjut Rohan, merupakan Bank milik pemerintah terbesar di Indonesia dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Bank Indonesia Dengan kondisi ini, tidak mungkin segala kejadian tidak dimonitor dan diawasi oleh kedua institusi tersebut.
“Sebagai Bank BUMN terbesar di Indonesia, kami memiliki rencana bisnis jangka panjang dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kami optimistis, stakeholder maupun shareholder memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap Bank Mandiri, sebagai bank yang cocok sebagai tempat berinvestasi, dan kami akan menjaga kepercayaan tersebut,” tutup Rohan. (*)