Jakarta – PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) berkolaborasi dengan PT BPR Bank Jepara Artha (Perseroda) atau BPR BJA untuk melakukan penyaluran pendanaan bagi perempuan pengusaha mikro, diawali dengan permodalan sebesar Rp100 miliar. Peresmian kerja sama ditandai dengan prosesi penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang dilaksanakan di Semarang.
Sinergi antara BPR BJA dengan Amartha diperkuat dengan adanya kesamaan visi, untuk bersama-sama mendorong pertumbuhan ekonomi melalui akses permodalan bagi UMKM, agar dapat bangkit setelah mengalami penurunan akibat pandemi. Penyaluran pendanaan akan menargetkan perempuan pengusaha mikro di wilayah Jawa Tengah mulai dari sektor perdagangan hingga industri rumah tangga, dengan pola kredit channeling.
“Amartha gencar menjalin kolaborasi dengan sektor perbankan salah satunya yakni Bank Perkreditan Rakyat, untuk dapat mengakselerasi penyaluran permodalan bagi jutaan perempuan di Indonesia. Kolaborasi dengan BPR BJA ini menjadi kolaborasi dengan BPR di Jateng yang pertama bagi Amartha. Harapannya, semoga sinergi ini dapat menjadi penggerak bagi institusi lain untuk bersama-sama memberikan akses permodalan melalui fintech Amartha,” jelas Hadi Wenas, Chief Commercial Officer Amartha pada keterangannya, Jumat, 1 April 2022.
BPR BJA saat ini melayani lebih dari 50 ribu nasabah di wilayah kabupaten Jepara. Sepanjang tahun 2021, BPR ini telah menyalurkan kredit lebih dari Rp369 miliar rupiah, dan turut berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di Jepara.
“Amartha sudah berpengalaman dalam menyalurkan permodalan bagi jutaan UMKM dengan bantuan teknologi. Ini menjadi keuntungan tersendiri bagi kami, karena kami sebagai bank, berkesempatan untuk memperluas jangkauan ke masyarakat tanpa harus mengembangkan teknologi sendiri, dan turut mendukung pertumbuhan UMKM di wilayah Jateng,” ujar Jhendik Handoko, Direktur Utama BPR BJA.
Amartha juga mencatatkan performa yang positif di wilayah Jawa Tengah di mana total penyaluran sepanjang 2021 mencapai Rp254 miliar rupiah atau meningkat 62% dibandingkan tahun 2020. Dana tersebut berhasil disalurkan kepada lebih dari 70 ribu perempuan pengusaha mikro yang mayoritas berada di sektor perdagangan.
BPR BJA juga melihat potensi pengembangan UMKM di wilayah Jawa Tengah. Pandemi memang memberi dampak yang besar bagi UMKM lokal, namun seiring dengan tren penurunan kasus covid, peluang UMKM untuk bangkit dan berkembang menjadi sangat besar. Namun, UMKM tetap membutuhkan bantuan berupa akses permodalan dan pendampingan usaha, agar mampu mengembangkan skala usahanya.
Sistem pola kredit channeling juga berfungsi sebagai inkubator bagi UMKM untuk bisa memperbesar skala usaha. Nantinya, UMKM binaan Amartha yang menerima permodalan dari hasil kerja sama ini, berkesempatan untuk memperoleh pinjaman lebih besar lagi melalui BPR BJA, sehingga berpeluang untuk lebih berkembang.
“Jumlah pinjaman produktif yang bisa diberikan Amartha umumnya berkisar di angka 5 – 15 juta rupiah per UMKM, tergantung hasil credit scoring dan historikal pinjaman mitra. Jika usahanya semakin sukses dan butuh sokongan modal lebih besar, di sini lah BPR BJA berperan, karena memiliki kapabilitas yang lebih tinggi untuk meminjamkan modal usaha kepada nasabah,” lanjut Wenas. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra