Aliran Modal Startup Rendah, Diduga Pemicu Pengurangan Karyawan Bukalapak

Aliran Modal Startup Rendah, Diduga Pemicu Pengurangan Karyawan Bukalapak

Jakarta – Adanya pengurangan karyawan yang dilakukan oleh perusahaan e-commerce Bukalapak dinilai bukan sebagai awal mula merosotnya bisnis dari bisnis e-commerce, melainkan dari sisi investor global yang mulai berhati-hati menyalurkan investasinya ke perusahaan startup.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Riset Centre of Economic Reform (CORE) Piter Abdullah ketika dihubungi oleh Infobank. Menurutnya para investor masih menunggu ketidakpastian ekonomi global.

“Memang di tengah perlambatan ekonomi global, saat ini aliran modal masuk ke startup diduga melambat karena investor cenderung lebih berhati-hati,” kata Piter di Jakarta, Jumat 13 September 2019.

Piter menambahkan, saat ini hampir semua startup berstatus unicorn menggantungkan cashflow dari aliran modal investor dan belum bisa berharap dari keuntungan.

Sebelumnya, manajemen Bukalapak mengkonfirmasi adanya pengurangan karyawan melalui keterangan resminya. Kepala Staf Strategi Bukalapak Teddy Oetomo menyebut, hal tersebut dilakukan Bukalapak untuk menjadi perusahaan yang terus tumbuh.

Teddy menambahkan, Bukalapak ingin terus menjadi perusahaan e-dagang yang menghasilkan
keuntungan dan menurutnya penting melakukan rencana tersebut. Walau dalam realisasinya kinerja Bukalapak masih tumbuh signifikan pada tahun ini.

“Gross Profit kami di pertengahan 2019 naik 3 kali dibandingkan pertengahan 2018 dan kami mengurangi setengah kerugian dari pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) selama 8 bulan terakhir ini,” kata Teddy.

Sebagai informasi, unicorn merupakan gelar yang disandang suatu startup yang memiliki nilai valuasi atau nilai dari suatu startup lebih dari $1 miliar. Tercatat empat startup Unicorn yang dimiliki Indonesia ialah Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.

Related Posts

News Update

Top News