Jakarta – Pemerintah mengirimkan bantuan kemanusian berupa 10 juta dosis vaksin polio bPOV ke Afganistan. Pengiriman vaksin polio produksi Bio Farma tersebut dilepas oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, di Bandar Udara (Bandara) Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengatakan, pengiriman vaksin polio ini merupakan bagian dari dari komitmen Indonesia terhadap rakyat Afghanistan.
“Kepentingan rakyat selalu menjadi prioritas bagi kita. Dan Insyaallah manfaatnya banyak dan dapat dirasakan langsung oleh rakyat Afghanistan yang memerlukannya,” ujar Retno, dikutip laman setkab.go.id, Minggu, 10 Maret 2024.
Baca juga : Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan Tahap 2 ke Palestina, Segini Nilainya
Ia mengatakan, situasi kemanusiaan di Afghanistan saat ini masih belum membaik. Kondisi sistem kesehatan yang tidak memadai menyebabkan masyarakat rentan terpapar penyakit menular. Afghanistan juga merupakan satu dari dunia negara di dunia yang dikategorikan sebagai negara endemik polio.
“Di tengah situasi ini, tentunya kita wajib membantu. Dan ini juga berdasarkan permintaan dari pihak Afghanistan untuk dapat menyumbangkan vaksin polio, karena kalau kita bicara mengenai vaksin polio, saya kira kita termasuk yang paling maju. Kita sudah memproduksi dan mengekspor ke banyak negara,” jelasnya.
Retno juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah bekerja sama dalam penyediaan bantuan ini, termasuk UNICEF yang akan memfasilitasi pengiriman dan pendistribusian vaksin tersebut.
“Sekali lagi Indonesia menunjukan bahwa kita siap berkontribusi untuk masalah kemanusiaan. Indonesia terus berkomitmen untuk mendukung rakyat Afghanistan,” tandasnya.
Baca juga : Jokowi Siap Kirim Bantuan ke Palestina Pakai Hercules
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pengiriman bantuan vaksin polio melalui Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) atau Indonesian AID
merupakan bentuk komitmen Indonesia yang secara aktif menjalankan diplomasi perdamaian dan kemanusiaan sebagaimana amanat konstitusi.
“Indonesia sebagai sebuah negara merdeka, memiliki mandat konstitusi untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Di dalamnya, di dalam spirit itulah kita selalu memiliki spirit kerja sama cooperation, collaboration, dan juga mendukung berbagai program-program yang sifatnya multilateral dan bilateral termasuk komitmen dunia untuk bisa mencapai sustainable development goal, yang salah satunya adalah di bidang kesehatan,” bebernya.
Sejak didirikan pada Oktober 2019, Indonesia AID telah memberikan hibah kerja sama pembangunan senilai Rp356,58 milyar kepada 49 negara sahabat, termasuk Palestina, Myanmar, Timor Leste, Papua Nugini, dan Fiji.
Lembaga yang didanai anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) ini didirikan dalam rangka mewujudkan diplomasi luar negeri dalam berbagai macam hibah dan kerja sama pembangunan baik untuk sektor pendidikan, kesehatan, dan bantuan kemanusiaan lainnya.
Selain itu, Indonesian AID telah mampu menjalin kolaborasi pembangunan dengan lembaga-lembaga internasional seperti World Bank, Islamic Development Bank, ICRC, UNRWA, OACPS, ASEAN dan MSG.
“Selama 4 tahun beroperasi, lembaga ini telah memberikan hibah kerja sama pembangunan senilai Rp356,58 miliar ke 49 negara sahabat, termasuk Palestina, Ukraina, Myanmar, Timor Leste, Papua Nugini dan Fiji,” pungkasnya. (*)