Jakarta – Bank Mandiri terus menunjukkan komitmennya dalam memimpin inisiatif keberlanjutan, mempercepat kesadaran dan aksi ramah lingkungan, serta mempromosikan pemberdayaan keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI).
Pada 2022, Bank Mandiri mendirikan unit Environmental, Social, and Governance (ESG) yang berfungsi sebagai control tower untuk memastikan implementasi aspek ESG ke dalam bisnis dan operasional. Tujuan utamanya adalah memastikan inisiatif ESG dapat diimplementasikan juga untuk nasabah sambil menyeimbangkan risiko dan peluang secara efektif. Implementasi (ESG) di Bank Mandiri dipimpin oleh Alexandra Askandar, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri.
“Bank Mandiri berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) operasional pada 2030, dan financing pada 2060 atau lebih awal, sejalan dengan target pemerintah Indonesia. Kami sangat percaya bahwa nasabah memiliki peran yang sangat penting dalam perjalanan keberlanjutan kami. Secara internal, kami telah membangun fondasi yang kuat untuk ESG, menunjukkan komitmen yang kuat, meluncurkan berbagai inisiatif, mengintegrasikan prinsip ESG ke dalam core business perusahaan, dan tentu saja bekerja sama dengan nasabah kami sebagai salah satu pemangku kepentingan paling krusial dalam perjalanan ESG yang panjang ini,” kata Alexandra dalam pertemuan dengan redaktur media massa, yang juga dihadiri Infobank, Kamis, 18 Juli 2024.
Baca juga: Dinamika Lingkungan Ekonomi dan Strategi Keberlanjutan Bank
Saat ini, Bank Mandiri tercatat sebagai green market leader dengan pangsa pasar lebih dari 30 persen di Indonesia. Bank Mandiri telah menyalurkan sustainable financing Rp264 triliun hingga Maret 2024, dengan porsi pembiayaan hijau Rp130 triliun yang meningkat 19 persen secara tahunan, didominasi oleh sektor energi terbarukan, pengelolaan SDA hayati dan penggunaan lahan berkelanjutan, serta bangunan ramah lingkungan.
Di sisi lain, wanita kelahiran Medan pada 1972 ini juga melihat pentingnya peningkatan kesadaran dan promosi tindakan ramah lingkungan di segmen ritel, terutama di kalangan individu, memerlukan pendekatan yang komprehensif dan edukatif. Menurutnya, potensi besar terlihat terutama dari generasi Z dan Alpha, yang semakin sadar akan pentingnya keberlanjutan.
“Oleh karena itu, agar tetap relevan dalam jangka panjang, industri perbankan perlu meng-upgrade produk keuangan berkelanjutan, jika tidak, kita bisa ditinggalkan. Sebagai individu, ini juga menginspirasi saya untuk berproses dalam upaya sekecil apa pun, dimulai dari aktivitas di rumah, seperti memilah sampah, menggunakan produk eco-friendly, dan peralatan elektronik hemat energi. Collective action yang kecil ini bisa menjadi besar bila dilakukan oleh banyak individu,” tukasnya.
Lebih jauh, Alexandra mengungkapkan, ketika berbicara tentang keberlanjutan, ini erat kaitannya dengan masa depan generasi mendatang.
“Sebagai ibu, saya merasa bertanggung jawab memastikan dunia yang kita wariskan lebih baik, sehat, dan berkelanjutan. Saya ingin anak-anak saya tumbuh di dunia yang tidak hanya makmur secara ekonomi, tetapi juga berwawasan lingkungan dan sosial. Saya bersyukur dapat mempengaruhi kebijakan dan inisiatif untuk membawa perubahan positif, dengan mengintegrasikan prinsip ESG dalam operasional dan strategi Bank Mandiri guna membantu mencapai tujuan bisnis jangka panjang dan memberi kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan keterlibatan semua pihak, Bank Mandiri dapat mewujudkan visi keberlanjutan dan membawa perubahan berarti bagi generasi mendatang,” lanjutnya.
Baca juga: Top! Bank Mandiri Borong Penghargaan di Asian Banking & Finance Awards 2024, Ini Rinciannya
Alexandra juga menyoroti pentingnya pemberdayaan wanita di Bank Mandiri melalui berbagai program dan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender dan inklusi. Bank Mandiri mempromosikan kesetaraan gender dan memberikan hak yang sama kepada semua pegawai, dengan mendorong inklusivitas melalui program seperti Mandiri Women Leader, program mentoring dalam rangka career development, serta fasilitas ruang laktasi dan daycare.
Dia juga percaya bahwa pemberdayaan perempuan bukan hanya tentang memberikan kesempatan, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan yang mendukung dari mulai infrastruktur dan fasilitas. Menurutnya, perempuan memiliki tanggung jawab besar baik di kantor maupun di rumah, oleh karena itu, penting bagi untuk memastikan mereka merasa dihargai dan didengarkan.
“Saya melihat pentingnya upaya kolaboratif di antara semua pihak untuk mengembangkan serangkaian kebijakan inisiatif iklim yang komprehensif. Kebijakan ini harus didefinisikan dengan jelas dan diharmonisasikan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan yang sama, mendorong pertumbuhan pembiayaan iklim, dan menghasilkan dampak signifikan,” pungkasnya. (*) Ari Nugroho