Jakarta – Bethlehem, sebuah kota di Tepi Barat Palestina bagai kota mati pada malam Natal karena pembatalan sejumlah perayaan Natal dalam bentuk aksi solidaritas untuk Gaza.
Dilansir di akun resmi @voaindonesia, lampu-lampu perayaan Natal dan pohon Natal raksasa yang biasanya menghiasi alun-alun kota Bethlehem Manger Square, kini tergantikan oleh puing-puing dan instalasi bayi Yesus berbalut kain putih yang berada di tengah puing-puing.
Pembatalan perayaan Natal merupakan pukulan telak bagi perekonomian kota Bethlehem. Bahkan, pariwisata menyumbang sekitar 70 persen pendapatan Bethlehem, hampir semuanya dari musim Natal.
Baca juga: Biadab! RS Indonesia di Gaza Diubah jadi Markas Pasukan Tentara Israel
Hal ini karena banyak maskapai penerbangan besar membatalkan penerbangan ke Israel, hanya sedikit wisatawan yang berkunjung.
Pejabat setempat pun mengatakan, lebih dari 70 hotel di Bethlehem terpaksa ditutup, menyebabkan ribuan orang menganggur.
Adapun, toko-toko souvenir dibuka lebih siang pada hari Minggu (24/12), dan membatasi pengunjung yang datang.
Salah seorang warga Bethlehem, Christie Pavey, mengatakan bahwa atmosfer tahun ini berbeda jauh dari tahun-tahun sebelumnya. Lazimnya, ada banyak acara dan jemaah yang datang.
Baca juga: Kondisi Keuangan Hamas Diklaim ‘Tangguh’ Hadapi Perang Israel, Ini Sumbernya
“Tetapi tahun ini sangat sepi karena sangat sedikit jemaah yang datang, dan juga perang yang masih terus terjadi,” jelasnya, dikutip VOA Indonesia, Senin (22/12)
Hal senada juga disampaikan James Joseph, jemaat yang tinggal di Yerusalem. Meskipun ia dengan nada optimis mengatakan “misteri Natal adalah harapan. (*)
Editor: Galih Pratama