Jakarta – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti memandang, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari ini masih dalam mekanisme market dan masih wajar jelang akhir tahun.
Menurutnya, pada akhir tahun para eksportir cenderung untuk menukarkan dolarnya ke rupiah seiring dengan tingginya angka permintaan ekspor.
“Kita lihatnya penguatan rupiahnya ini di market ya, karena memang ada kebutuhan ekspor impor akhir tahun yang tinggi. Jadi dollar dalam ekspor masih butuh ke rupiah karena memang akhir tahun ada ketersediaan dolar-nya,” jelas Destry di Jakarta, Jumat 27 Desember 2019.
Dirinya berharap rupiah masih dapat stabil dan cenderung menguat hingga dipenghujung tahun 2019. Dimana salah satu cara untuk dapat menstabilkan nilai tukar ialah melalui implementasi Sistem informasi Monitoring Devisa terintegrasi Seketika (SiMoDIS) yang mulai diterapkan pada 1 Januari 2020.
Sebagai informasi, pada perdagangan pagi hari ini (27/12) Kurs Rupiah berada di level Rp13.955/US$ posisi tersebut menguat bila dibandingkan pada penutupan perdagangan kemarin (26/12) yang masih berada di level Rp13.958/US$.
Sementara berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (27/12) kurs rupiah berada pada posisi Rp13.956/ US$ terlihat menguat dari posisi Rp13.982/US$ pada perdagangan kemarin (26/12). (*)
Editor: Rezkiana Np