Perbankan dan Keuangan

Ajakan Tarik Dana Massal di Bank BUMN Dinilai Berbahaya, Ini Penjelasannya

Jakarta – Munculnya seruan penarikan dana massal dari bank-bank BUMN yang ramai di media sosial dapat dikategorikan sebagai black campaign atau kampanye gelap. Ajakan tersebut dibuat dengan menyebarkan isu tanpa fakta yang jelas, sehingga berpotensi merugikan perekonomian nasional.

Pengamat ekonomi sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, mengatakan bahwa saat ini bank-bank BUMN memiliki fundamental yang sangat baik.

“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Apalagi mereka juga dijamin LPS (Lembaga Penjamin Simpanan),” ujar Piter kepada wartawan, di Jakarta, Sabtu, 22 Februari 2025.

Baca juga: Nasabah Bank AS Ini Ramai-Ramai Tarik Dana hingga Rp1.485 T
Baca juga: Beredar Informasi Ajakan Penarikan Dana di Bank, Ini Kata OJK

Piter menambahkan, ajakan penarikan dana tersebut harus dikoreksi karena berpotensi merugikan masyarakat kelas bawah. 

“Keberadaan Danantara tidak ada hubungannya dengan kinerja Himbara. Justru ajakan menarik dana itu bisa menyebabkan gejolak sistem keuangan secara keseluruhan,” katanya. 

Menurut Piter, ajakan penarikan dana di bank BUMN juga dapat berdampak negatif pada bank-bank kecil. Hal ini, pada akhirnya, dapat membahayakan perekonomian secara keseluruhan.

“Pada ujungnya membahayakan perekonomian secara keseluruhan,” tutur Piter. 

Baca juga: Ada Hoax Ajakan Penarikan Dana di Bank, Likuiditas BTN Masih Aman 
Baca juga: Bambang Brodjonegoro Sebut Danantara Dipersiapkan untuk Tarik Investasi Asing

Lebih lanjut, Piter menyatakan bahwa jika ada bank lain yang memanfaatkan isu ajakan penarikan dana ini untuk kepentingan mereka, hal tersebut dapat menimbulkan dampak sistemik.

Bank BUMN Pastikan Dana Nasabah Aman

Sebagai informasi, sejumlah bank BUMN menyampaikan keterangan resmi terkait fundamental keuangan yang solid dan operasional yang berlandaskan good corporate governance.

Bank BRI, Bank Mandiri, dan BNI telah menjelaskan kondisi fundamental masing-masing perusahaan dan menjamin bahwa dana nasabah akan tetap aman. Hal ini karena operasional bank-bank tersebut diawasi oleh regulasi yang ketat dan merupakan peserta LPS. (*)

Editor: Yulian Saputra

Irawati

Recent Posts

Tarif Impor Trump Ancam Industri Tekstil RI, PHK Diprediksi Bertambah

Jakarta – Penerapan kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebesar 32 persen dinilai akan… Read More

32 mins ago

Belum Mampu Rebound, IHSG Ditutup Turun 0,47 Persen

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, 9 April 2025, belum mampu… Read More

51 mins ago

Pasar Modal Tambah 1 Juta Investor Baru, Mayoritas Ritel

Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat adanya pertumbuhan jumlah investor saham berdasarkan Single Investor… Read More

57 mins ago

Efek Domino Tarif AS-China, Pasar Keuangan Diprediksi Tetap Volatil

Jakarta – Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro menilai pasar keuangan global masih akan bergerak volatil sepanjang… Read More

1 hour ago

Presiden Prabowo Perintahkan Penghapusan Kuota Impor, Ini Alasannya

Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto meminta agar kuota impor, terutama terhadap komoditas yang menyangkut… Read More

2 hours ago

Rapor Bank Index 2024 Biru! Raup Laba Rp170,31 Miliar, Tumbuh di Atas Industri

Jakarta – Menutup 2024, Bank Index Selindo (Bank Index) mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 8,29… Read More

2 hours ago