Poin Penting
- AFTECH dan Perbanas memperkuat kolaborasi untuk memperluas akses kredit nasional, khususnya bagi segmen UMKM yang masih mengalami kesenjangan pembiayaan.
- Sinergi perbankan dan fintech dinilai dapat mempercepat penyaluran kredit berkat kombinasi jaringan bank dan inovasi teknologi digital seperti platform pinjaman daring (pindar).
- Outstanding pendanaan perbankan ke industri pindar tumbuh 40,09% (yoy) hingga Rp54,10 triliun per Juli 2025, menunjukkan meningkatnya kepercayaan bank terhadap fintech berizin dan patuh regulasi.
Jakarta – Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) dan Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) memperkuat sinerginya dalam memperluas akses kredit nasional. Langkah ini menjadi kunci untuk menjawab kebutuhan pembiayaan, termasuk gap kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mencapai sekitar 234 miliar dolar AS.
Ketua Departemen Perbankan AFTECH, Dedy Sahat menyebut, ruang untuk memperluas akses kredit di Indonesia masih sangat besar. Hal ini tergambar dari hasil survei yang dilakukan AFTECH bersama Mandala Consulting, yang menunjukkan masih terdapat 4,5 persen populasi yang unbanked atau tidak memiliki rekening bank, dan 36 persen yang underbanked atau belum memiliki akses kredit.
Menurut Dedy, kondisi ini memperlihatkan bahwa meski adopsi teknologi meningkat, inklusi kredit masih menghadapi tantangan struktural. “Tentunya ini adalah tantangan yang tidak bisa langsung dijawab dengan satu solusi saja,” ujarnya, dikutip, Kamis, 13 November 2025.
Baca juga: AFTECH Dorong Kolaborasi Lintas Sektor untuk Majukan Ekonomi Digital
Dedy menambahkan, bank tetap memegang peran penting, namun sektor digital kini muncul sebagai solusi dengan pertumbuhan tercepat, misalnya melalui perusahaan fintech seperti platform pinjaman daring (pindar).
“Karena itu, kami berharap sesi ini dapat menjadi wadah bagi bank dan pelaku fintech untuk menemukan peluang kolaborasi lebih lanjut, serta melahirkan lebih banyak inovasi dalam inklusi keuangan di masa depan,” jelasnya.
AFTECH, lanjutnya, terus berupaya menjembatani kolaborasi lintas sektor untuk memperluas akses terhadap layanan keuangan digital.
Perbanas Dorong Penguatan Intermediasi
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PERBANAS, Anika Faisal menegaskan, peningkatan rasio kredit nasional hanya dapat dicapai melalui penguatan intermediasi dan kolaborasi antarpelaku industri jasa keuangan.
Menurut Anika, sinergi antara perbankan dan fintech menjadi penting untuk memperluas jangkauan kredit, khususnya ke wilayah di luar Pulau Jawa dan sektor-sektor prioritas yang selama ini belum sepenuhnya terlayani.
Baca juga : Bos AFTECH Tanggapi Kasus Crowde dan DSI, Ini Penjelasannya
Dengan menggabungkan jaringan luas dan kemampuan manajemen risiko perbankan dengan inovasi teknologi fintech, perluasan akses kredit dapat berjalan lebih mudah, cepat, dan adaptif.
“Namun mengingat masih adanya sejumlah tantangan, kolaborasi ini harus diimbangi dengan regulasi perlindungan konsumen yang kuat serta penegakan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan inovasi yang bertanggung jawab,” bebernya.
Pindar Jadi Pilar Baru Ekspansi Kredit
Ketua Departemen P2P Lending AFTECH, Nucky Poedjiardjo menilai, kemitraan antara perbankan dan platform pindar terus menunjukkan perkembangan signifikan, sekaligus menjadi fondasi penting dalam perluasan akses kredit nasional.
Meningkatnya kebutuhan kredit masyarakat, ditambah keunggulan pindar dalam menjangkau segmen yang belum terlayani bank dengan proses yang lebih cepat dan efisien, mendorong kerja sama kedua sektor tumbuh semakin kuat.
Baca juga: Survei Nutanix: 97 Persen Lembaga Keuangan Masih Hadapi Tantangan Adopsi GenAI
Menurut Nucky, kontribusi pendanaan perbankan terhadap industri pindar terus meningkat. Berdasarkan catatan OJK per Juli 2025, outstanding pendanaan dari lender perbankan naik 40,09 persen secara tahunan (yoy), mencapai Rp54,10 triliun atau sekitar 63,9 persen dari total pendanaan industri.
“Perkembangan ini menunjukkan kepercayaan bank terhadap pindar terus meningkat, terutama terhadap platform dengan tata kelola dan riwayat kepatuhan yang baik,” pungkasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra









