Keuangan

AFPI Optimistis P2P Lending Tumbuh, Tapi Pasang Target Konservatif pada 2025

Jakarta – Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) membidik pertumbuhan industri fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman daring (pindar) sebesar 10 persen pada tahun 2025.

Ketua Umum AFPI, Entjik S. Djafar, mengatakan bahwa proyeksi pertumbuhan 10 persen tersebut masih konservatif di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih terus berlanjut.

“Kita proyeksinya tumbuh 10 persen. Walaupun selalunya lebih dari itu. Tapi kita tetap konservatif di 10 persen,” kata Entjik kepada sejumlah wartawan, di Jakarta, Jumat, 12 Juni 2025.

Baca juga: Total Penyaluran Pinjaman ke Pindar Capai Rp80,07 Triliun, Didominasi dari Perbankan

Entjik menambahkan, di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi saat ini ia terus mengimbau para pelaku industri pindar untuk terus konservatif dan berhati-hati.

“Kita selalu melakukan komunikasi dengan anggota untuk tetap compliance dan prudent, untuk tetap konservatif. Karena ke depannya ini kan lebih banyak ketidakpastian tentang keadaan ekonomi sekarang. Kita mengharapkan tentunya akan menjadi baik,” imbuhnya.

Peminjam Berulang 80 Persen Mendominasi Industri Pindar

Adapun untuk mendukung pertumbuhan tersebut AFPI akan tetap berfokus pada borrower atau peminjam produktif dan juga repeated borrower atau peminjam berulang, yang memang saat ini mendominasi portfolio industri pindar sekitar 80 persen.

“Terus kita dorong ke produktif. Karena sebenarnya banyak yang apa namanya, ultramikro itu yang menikmati industri ini, yang mungkin pinjaman kecil-kecil Rp4 juta sampai Rp6 juta mungkin ya. Bahkan ada Rp2 juta ya dan para pengusaha kecil ultra sangat kecil ya,” ujar Entjik.

Baca juga: AFPI Ungkap Tantangan Gaet Peminjam Baru di Pindar

Sebagai informasi, berdasarkan data OJK per April 2025, outstanding pembiayaan layanan pendanaan bersama berbasis teknologi informasi (LPBBTI) atau pindar tumbuh 29,01 persen secara tahunan (YoY), meningkat dari 28,72 persen YoY pada Maret 2025, dengan nominal mencapai Rp80,94 triliun.

Adapun porsi pembiayaan pindar di sektor produktif dan/atau UMKM per April 2025 mencapai 35,38 persen atau mencapai Rp28,63 triliun.

Sebagian besar penyelenggara pindar melakukan dan melayani penyaluran pendanaan pada kedua sektor yaitu sektor produktif dan konsumtif sesuai dengan produk yang dimiliki. (*)

Editor: Yulian Saputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Jasa Armada Indonesia (IPCM) Bagikan Dividen Interim Rp23,25 Miliar, Catat Tanggalnya!

Poin Penting IPCM bagikan dividen interim tahun buku 2025 sebesar Rp4,40 per saham atau total… Read More

31 mins ago

Transfer ke Daerah Capai Rp795,6 T hingga November 2025, Turun 0,3 Persen

Poin Penting TKD hingga November 2025 terealisasi Rp795,6 triliun atau 91,5 persen dari pagu APBN,… Read More

57 mins ago

RUPSLB Geoprima Solusi (GPSO) Setujui Susunan Baru Direksi, Komisaris, dan Remunerasi

Poin Penting RUPSLB GPSO menyetujui perubahan susunan direksi dan dewan komisaris, termasuk pengunduran diri empat… Read More

1 hour ago

Sepak Terjang Zulkifli Zaini yang Diangkat Jadi Komut Bank Mandiri

Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri pada 19 Desember 2025 resmi mengangkat Zulkifli Zaini sebagai Komisaris… Read More

2 hours ago

RUPSLB Bank Mandiri Rombak Komisaris, Ini Susunan Lengkapnya

Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri (BMRI) 19 Desember 2025 memutuskan perombakan jajaran dewan komisaris, sementara… Read More

3 hours ago

Pemerintah Kucurkan Rp268 Miliar untuk Pulihkan Daerah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Pemerintah menyalurkan Rp268 miliar ke Aceh, Sumut, dan Sumbar untuk 3 provinsi dan… Read More

6 hours ago