Adu Kinerja BCA, Bank Mandiri, BNI, dan BTN di Kuartal III 2025, Siapa Jawaranya?

Adu Kinerja BCA, Bank Mandiri, BNI, dan BTN di Kuartal III 2025, Siapa Jawaranya?

Poin Penting

  • Hingga kuartal III 2025, BCA mencetak laba bersih Rp43,4 triliun tumbuh 5,7 persen yoy, didukung pertumbuhan kredit 7,6 persen dan DPK 7 persen dengan dominasi CASA 83,8 persen.
  • BTN jadi satu-satunya bank pelat merah tumbuh positif – Laba BTN naik 10,6 persen yoy menjadi Rp2,30 triliun, ditopang kenaikan kredit 7 persen dan DPK 16 persen yoy.
  • Mandiri dan BNI alami kontraksi laba – Mandiri laba turun 10,24 persen ke Rp37,7 triliun, sementara BNI tertekan 7,24 persen ke Rp15,12 triliun.

Jakarta – Tiga bank pelat merah dan satu bank swasta terbesar di Tanah Air telah mengumumkan hasil kinerja keuangannya hingga kuartal III 2025. Dari laporan yang dirilis, kompetisi kinerja antarbank besar tersebut semakin menarik.

Di tengah ketatnya persaingan dan tekanan ekonomi global, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) masih menjadi bank dengan profit tertinggi di kuartal III 2025.

Sementara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang baru melaporkan kinerja kuartal III 2025 hari ini, 27 Oktober 2025 masih mengalami kontraksi laba.

Bank pelat merah lainnya yang mengalami tekanan kinerja di September 2025 adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI).

Berbeda dengan Bank Mandiri dan BNI, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berhasil mencetak laba dengan pertumbuhan hingga double digit pada September 2025.

Kinerja BCA

Hingga kuartal III 2025, BCA konsisten mencetak laba. Per September 2025, BCA berhasil meraup laba laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp43,4 triliun. Angka ini tumbuh 5,7 persen persen secara tahunan (year on year/yoy).

Perolehan laba tersebut salah satunya ditopang oleh penyaluran kredit di sembilan bulan pertama 2025. Tercatat pertumbuhan kredit BCA mencapai 7,6 persen yoy menjadi sebesar Rp944 triliun.

Secara rinci, penyaluran kredit korporasi menjadi yang tertinggi dibanding segmen lain, tumbuh 10,4 pesen yoy mencapai Rp436,9 triliun per September 2025.

Sedangkan kredit komersial naik 5,7 persen yoy menjadi Rp142,9 triliun, dan kredit UKM tumbuh 7,7 persen yoy menjadi Rp129,3 triliun.

Sementara, pertumbuhan kredit konsumer menyentuh 3,3 persen yoy menjadi Rp223,6 triliun, didorong kenaikan KPR sebesar 6,4 persen yoy menjadi Rp138,8 triliun. Outstanding pinjaman konsumer lainnya (mayoritas kartu kredit) tumbuh 6,9 persen yoy mencapai Rp23,5 triliun. 

“Terjaganya penyaluran kredit BCA di berbagai segmen dan sektor hingga September 2025 mencerminkan komitmen kami mendukung pertumbuhan perekonomian nasional,” ujar Hendra Lembong, Presiden Direktur BCA dalam Paparan Kinerja Kuartal III 2025, Senin, 20 Oktober 2025.

Dari sisi penghimpunan dana, BCA mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 7 persen yoy ditopang CASA yang menjadi kontributor utama pendanaan dengan nilai sekitar 83,8 persen dari total DPK. Adapun CASA tumbuh 9,1 persen yoy mencapai Rp999 triliun. 

“Pertumbuhan CASA selaras dengan total frekuensi transaksi BCA yang naik 78 persen dalam tiga tahun terakhir,” kata Hendra.

Baca juga: Bank Mandiri Cetak Laba Rp37,7 Triliun di Kuartal III 2025

Kinerja BTN

Bank pelat merah yang mampu mencatatkan kinerja positif adalah BTN. Hingga September 2025, BTN meraup laba bersih Rp2,30 triliun atau tumbuh 10,6 persen year on year (yoy) ketimbang tahun sebelumnya Rp2,08 triliun.

Kenaikan laba BTN di September 2025 tak lepas dari sokongan mesin intermediasi yang solid. Realisasi kredit BTN tumbuh 7,0 persen dari Rp356,06 triliun di September 2024 menjadi Rp381,03 triliun pada September 2025.

Jika dirinci, kredit segmen non-perumahan memberikan porsi 10,7 persen, sementara kredit korporasi tercatat tumbuh 27,5 persen yoy didorong oleh segmen real estate, electricity, serta sektor wholesale dan ritel.

Di sisi lain, realisasi kredit yang diraih perseroan turut mendorong pendapatan bunga yang naik 18,8 persen yoy menjadi Rp26,57 triliun hingga akhir September 2025. Ini lebih tinggi dari kenaikan beban bunga yang sebesar 2,5 persen yoy menjadi Rp13,81 triliun.

Kenaikan beban bunga dapat dijaga stabil seiring dengan upaya perseroan menggencarkan perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) berbiaya murah. Upaya tersebut berbuah hasil pendapatan bunga bersih yang naik 43,5 persen yoy menjadi Rp12,76 triliun per akhir kuartal III 2025.

BTN terus dipercaya oleh masyarakat sebagai bank pilihan untuk bertransaksi. Ini tercermin dari pertumbuhan DPK yang naik 16,0 persen yoy menjadi Rp429,92 triliun di September 2025.

Pertumbuhan DPK tersebut berada di atas rata-rata industri perbankan yang sebesar 11,18 persen yoy per akhir September 2025.

Sementara menutup kuartal III 2025, total aset BTN menembus Rp510,85 triliun, naik 12,2 persen yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp455,10 triliun. (*)

Kinerja BNI

Berbeda nasib dengan BCA dan BTN, bank pelat merah BNI yang pada Jumat, 24 Oktober melaporkan kinerja kuartal III 2025 masih mengalami tekanan.

Per September 2025, kinerja BNI masih mengalami tekanan. Ini tercemin dari laba bersih konsolidasi BNI yang terkontraksi 7,24 persen secara tahunan menjadi Rp15,12 triliun, dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp16,3 triliun.

Dari fungsi intermediasi, BNI hingga akhir September 2025, total penyaluran kredit BNI tumbuh 10,5 persen yoy menjadi Rp812,2 triliun.

Secara rinci, kredit korporasi naik 12,4 persen yoy menjadi Rp450,7 triliun, ditopang peningkatan pembiayaan kepada korporasi swasta, BUMN, dan institusi.

Sementara itu, kredit segmen menengah tumbuh 14,3 persen yoy, dan kredit UMKM non-KUR meningkat 13,9 persen yoy menjadi Rp46,3 triliun.

Selanjutnya, pada segmen konsumer juga menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan 9,6 persen yoy menjadi Rp150,2 triliun, ditopang pembiayaan KPR, personal loan, dan kartu kredit.

Sementara Direktur Finance & Strategy BNI Hussein Paolo Kartadjoemena mengatakan, guna menjaga kualitas aset dan profil risiko bank tetap sehat, perseroan terus memperkuat ketahanan keuangan melalui pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang solid dan disiplin.

Hingga akhir kuartal III 2025, CKPN BNI tercatat sebesar Rp34,7 triliun, dengan rasio cakupan terhadap kredit bermasalah (NPL coverage ratio) mencapai 222,7 persen.

“Kami terus memperkuat kualitas portofolio kredit dan menerapkan risk-based provisioning untuk memastikan ketahanan jangka panjang,” ujar Paolo.

Dari sisi funding, BNI mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 21,4 persen yoy menjadi Rp934,3 triliun, dengan CASA naik 13,3 persen yoy menjadi Rp613,4 triliun. 

Baca juga: BTN Raup Laba Rp2,30 Triliun di September 2025, Naik 10,6 Persen

Kinerja Bank Mandiri

Terbaru, Bank Mandiri yang baru saja melaporkan kinerja kuartal III 2025 hari ini juga masih mengalami tekanan kinerja. Di kuartal III 2025, laba bersih secara konsolidasi Bank Mandiri terkontraksi 10,24 persen menjadi Rp37,7 triliun.

Perolehan laba tersebut ditopang oleh kredit secara konsolidasi yang mencapai Rp1.764,32 triliun, tumbuh 11 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit industri perbankan nasional yang tercatat sebesar 7,70 persen yoy menurut data Bank Indonesia.

Pertumbuhan kredit yang solid juga diikuti dengan manajemen risiko yang terjaga. Pada akhir September 2025, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) gross bank only tercatat 1,03 persen, dengan rasio pencadangan atau coverage ratio tetap terjaga baik pada level 271 persen. 

Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh 13 persen yoy menjadi Rp1.884 triliun hingga akhir kuartal III 2025. Komposisi  Current Account Savings Account (CASA) tetap dominan sebesar 69,3 persen, mencerminkan keberhasilan strategi dalam menjaga efisiensi biaya dana dan memperkuat likuiditas.

Menutup kuartal III 2025, total aset konsolidasi bank berlogo pita emas ini mencapai Rp2.563 triliun atau naik 10,3 persen yoy. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Netizen +62