“Pengurangan subsidi itu memang diperlukan karena anggaran yang lebih sehat kemudian anggaran subsidi bisa digunakan untuk pengeluaran yang lebih produktif dan subsidinya untuk subsidi tepat sasaran dan itu dampaknya lebih baik,” ucap Mirza.
Untuk mengendalikan inflasi yang bersumber dari komponen administered prices di tahun ini, lanjut dia, maka komponen volatile food harus dapat dikendalikan. Sehingga, inflasi secara keseluruhan di tahun ini dapat berada sesuai dengan target pemerintah dan BI yakni 4 persen plus minus 1 persen.
Baca juga: DBS Research Prediksi Inflasi Sentuh 4,5%
“Kita bicara tentang harga telur ayam, harga cabai, harga bawang, harga daging, harga beras dan berbagai macam volatile food yang lain. Di situ kita bicara tentang produksi makanan, distribusi bahan pangan, ongkos transportasi,” tegas Agus.
Oleh sebab itu, kata dia, dibutuhkan koordinasi bersama antara BI, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam menjaga harga-harga pangan yang bisa membuat gejolak pada komponen inflasi volatile food. “Karena kan produksi pangan didaerah, distribusi pangan ada di daerah,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More
Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat… Read More
Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih peringkat "Gold Rank" dalam ajang Asia… Read More