“Pengurangan subsidi itu memang diperlukan karena anggaran yang lebih sehat kemudian anggaran subsidi bisa digunakan untuk pengeluaran yang lebih produktif dan subsidinya untuk subsidi tepat sasaran dan itu dampaknya lebih baik,” ucap Mirza.
Untuk mengendalikan inflasi yang bersumber dari komponen administered prices di tahun ini, lanjut dia, maka komponen volatile food harus dapat dikendalikan. Sehingga, inflasi secara keseluruhan di tahun ini dapat berada sesuai dengan target pemerintah dan BI yakni 4 persen plus minus 1 persen.
Baca juga: DBS Research Prediksi Inflasi Sentuh 4,5%
“Kita bicara tentang harga telur ayam, harga cabai, harga bawang, harga daging, harga beras dan berbagai macam volatile food yang lain. Di situ kita bicara tentang produksi makanan, distribusi bahan pangan, ongkos transportasi,” tegas Agus.
Oleh sebab itu, kata dia, dibutuhkan koordinasi bersama antara BI, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam menjaga harga-harga pangan yang bisa membuat gejolak pada komponen inflasi volatile food. “Karena kan produksi pangan didaerah, distribusi pangan ada di daerah,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More
Jakarta - Program makan bergizi gratis yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto dinilai memberikan dampak… Read More
Jakarta – PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) mencetak pertumbuhan dana kelolaan nasabah kaya (afluent) menembus… Read More
Jakarta – Ekonom Universitas Paramadina Samirin Wijayanto, menilai bahwa kemenangan Donald Trump dalam Pemilu AS 2024 membawa dampak… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti perkembangan digitalisasi yang semakin canggih, memudahkan, dan lebih… Read More
Jakarta – Direktur BCA Haryanto Budiman menilai kemenangan Donald Trump dalam Pemilu Amerika Serikat (AS) 2024 dapat… Read More