Jakarta–PT Adira Dinamika Multifinance (Adira Finance) membukukan laba bersih sebesar Rp593 miliar sepanjang Semester I-2016. Perolehan laba tersebut naik hampir 200% dari periode yang sama 2015 lalu yang di angka Rp198 miliar.
Kenaikkan laba yang signifikan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya, kenaikkan pendapatan operasional sebesar 13% menjadi Rp2,8 triliun. Beban operasional Adira Finance juga mengalami penurunan sebesar 6% menjadi Rp1,4 triliun.
“Efisiensi yang kami lakukan juga ikut berpengaruh. Kami memang mengendalikan biaya-biaya,” ujar Willy S. Dharma, Direktur Utama Adira Finance di Jakarta, Selasa, 2 Agustus 2016.
Turunnya beban bunga dan keuangan dari pendanaan sendiri sebesar 15% menjadi Rp965 miliar juga ikut memacu kenaikkan laba tersebut.
“Turunnya beban bunga dipengaruhi oleh diversifikasi sumber pendanaan untuk memperoleh biaya pendanaan yang paling optimal,” imbuh I Dewa Made Susila, Direktur Adira Finance.
Selama ini, komposisi sumber dana Adira Finance dibagi menjadi beberapa pos. Sumberdana yang berasal dari obligasi sebesar 50%, bank lokal sebasar 30% dan offshore sebesar 20%.
“Tahun ini kami banyak mendapat fasilitas pembiayaan. Mungkin komposisinya sampai akhir tahun akan berubah. Komposisi obligasi 50%, sementara bank lokal dan offshore masing-masing 25%,” lanjut Made.
Akhir Juni lalu, Adira Finance baru mendapatkan fasilitas sumber dana sebesar 225 juta dolar AS. (*) Novita Adi Wibawanti
Editor: Paulus Yoga