Adira Finance Bukukan Pembiayaan Rp5,4 Triliun

Adira Finance Bukukan Pembiayaan Rp5,4 Triliun

Jakarta – Di sepanjang kuartal I-2021, Adira Finance mencatatkan total pembiayaan baru sebesar Rp5,4 triliun atau turun 35,6% (yoy) di tengah kondisi penurunan yang masih cukup dalam di industri otomotif.

Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli, menjelaskan, secara keseluruhan proporsi total pembiayaan baru untuk segmen mobil, sepeda motor dan non-otomotif masing-masing berkontribusi sebesar 37%, 45%, dan 18%.

Menurut Hafid Hadeli Adira Finance lebih berhati-hati dalam melakukan akuisisi pembiayaan baru pada kuartal I/2021 untuk menghadapi peningkatan risiko kredit. Dengan demikian, total piutang yang dikelola Perusahaan sebesar Rp41,9 triliun, turun 23,3% yoy jika dibandingkan periode sama tahun lalu.

Menurutnya, kondisi perekonomian domestik yang masih lesu turut berdampak pada kinerja penjualan di industri otomotif. Berdasarkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) penjualan wholesale mobil baru dan sepeda motor baru domestik pada kuartal I/2021 masing-masing tercatat sebesar 187 ribu unit dan 1,3 juta unit, atau turun 21% y/y dan 18% y/y jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Untuk mendorong penjualan industri otomotif sendiri Pemerintah telah mengeluarkan program insentif PPNBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) untuk segmen mobil penumpang dibawah 2.500 cc yang berlangsung dengan 3 tahapan periode hingga Desember 2021 dengan potongan diskon yang berbeda disetiap periodenya.

“Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan akan berdampak pada penurunan harga mobil di pasar sehingga menjadi lebih terjangkau. Kami berharap dengan adanya kebijakan ini dapat mendongkrak pembiayaan baru perusahaan,” kata Hafid di Jakarta, Jumat 30 April 2021.

Sementara itu, hingga akhir Maret 2021, jumlah nasabah yang pinjamannya telah direstrukturisasi ada sebanyak 831 ribu kontrak atau sekitar Rp19 triliun mewakili sekitar 35% dari piutang yang dikelola per Februari 2020. Dirinya menjelaskan, saat ini lebih dari 80% dari pinjamanan nasabah yang telah direstrukturisasi telah mulai membayar kewajiban cicilannya. 

Dalam beradaptasi pada perubahan perilaku masyarakat dan lingkungan bisnis di masa pandemi Covid-19, Perusahaan juga secara konsisten terus berinovasi dalam mengembangkan digitalisasi untuk mendorong pertumbuhan bisnis Perusahaan dan memberikan pelayanan terbaik yang berfokus pada pelanggan (customer centric).

Di samping itu, Adira Finance juga berencana untuk mengembangkan jangkauan produk yang lebih luas pada digital platform Adiraku. Adapun, sejauh ini jumlah konsumen yang telah mengunduh aplikasi Adiraku sekitar 1,1 juta konsumen dan jumlah konsumen yang terdaftar sekitar 518 ribu konsumen pada kuartal I/2021. 

Dari sisi keuangan, Perusahaan membukukan pendapatan bunga mencapai Rp 2,16 triliun atau turun 29,9% yoy jika dibandingkan periode sama tahun lalu, terutama karena penurunan piutang pembiayaan yang didorong oleh penurunan pembiayaan baru, serta program restrukturisasi kredit yang diberikan kepada nasabah sejak April tahun lalu.

Sedangkan beban bunga mengalami penurunan sebesar 30,2% yoy menjadi Rp848 miliar yang disebabkan oleh adanya penurunan pinjaman serta penurunan pada cost of fund. Hasilnya, pendapatan bunga bersih tercatat sebesar Rp1,3 triliun, menurun 29,7% y/y dan margin bunga bersih tercatat sebesar 11,1% di kuartal I/2021.

Selanjutnya, untuk beban operasional Perusahaan turun sebesar 9,4% YoY menjadi Rp879 miliar karena kami telah melakukan langkah-langkah secara efektif untuk mengelola biaya operasional selama pandemi. Disamping itu, cost of credit pada 1Q21 adalah sebesar Rp425 miliar. Dengan demikian, laba bersih Perusahaan setelah pajak dibukukan sebesar Rp 211 miliar atau mengalami penurunan sebesar 59,4%. Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) Perusahaan masing-masing tercatat menjadi sebesar 2,8% dan 10,9% di kuartal I/2021.

Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila menjelaskan, Perusahaan terus melakukan diversifikasi sumber pendanaannya melalui dukungan dari pembiayaan bersama dengan Perusahaan induknya, Bank Danamon dan memperoleh pinjaman eksternal terdiri atas pinjaman bank dan obligasi.

“Pembiayaan Bersama mewakili 43% dari piutang yang dikelola. Total pinjaman eksternal Perusahaan per 31 Maret 2021 tercatat sebesar Rp13,4 triliun, dengan komposisi pinjaman eksternal kami terdiri atas 53% pinjaman bank baik onshore maupun offshore dan 47% berasal dari obligasi dan sukuk,” katanya.

Lebih lanjut dirinya menambahkan, bila dibandingkan Maret 2020, pinjaman yang berasal dari pinjaman bank turun 43% yoy menjadi Rp7,1 triliun, sementara pinjaman yang bersumber dari obligasi dan sukuk mudharabah turun sebesar 34% y/y menjadi Rp6,3 triliun pada kuartal I/2021. Sementara, Gearing Ratio turun dari 3,0x menjadi 1,6x per posisi Maret 2021.

Sebagai tambahan, pada tanggal 16 April 2021, Perusahaan juga telah menandatangani perjanjian jual beli (sales purchasing agreement) atas pengambil alihan seluruh piutang dari U Finance dengan nilai transaksi sebesar Rp 704 miliar. Transaksi ini akan menambah asset piutang pembiayaan pada Adira Finance sekitar 2,5%. Transaksi dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan aset Perseroan ditengah kondisi ekonomi yang kurang kondusif akibat dampak pandemi Covid – 19 yang menyebabkan penurunan penjualan otomotif sepanjang tahun 2020.

“Selain daripada hal tersebut, Transaksi dilakukan guna menambah jumlah konsumen dan mitra usaha yang dimiliki Perseroan serta untuk menambah jaringan dalam memperkuat pangsa pasar Perseroan dalam kegiatan pembiayaan,” tutup Hafid Hadeli. (*)

Related Posts

News Update

Top News