ADB-Bank Dunia Dukung Perjanjian Pinjaman Asia Pasifik, Nilainya Segini

ADB-Bank Dunia Dukung Perjanjian Pinjaman Asia Pasifik, Nilainya Segini

Poin Penting

  • ADB dan Bank Dunia menandatangani perjanjian pertukaran eksposur (EEA) senilai USD3 miliar untuk meningkatkan kapasitas pinjaman ke negara berkembang di Asia Pasifik.
  • Perjanjian ini merupakan EEA pertama antara ADB dan Bank Dunia, sekaligus menjadi bagian dari total enam EEA ADB dengan MDB lain sejak 2020.
  • EEA berfungsi sebagai alat manajemen risiko yang membantu ADB mengurangi konsentrasi eksposur, mengoptimalkan modal, dan memperluas ruang pinjam ke negara-negara anggota.

Jakarta – Bank Pembangunan Asia (ADB) telah menandatangani perjanjian pertukaran eksposur (exposure exchange agreement/EEA) senilai USD3 miliar atau setara Rp49,69 triliun dengan Bank Dunia.

Perjanjian antara keduanya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pinjaman ADB bagi negara-negara berkembang di kawasan Asia Pasifik.

“Di era tantangan yang saling tumpang tindih, kolaborasi strategis antara bank-bank pembangunan multilateral (MDB) menjadi semakin penting,” ujar Wakil Presiden ADB untuk Keuangan dan Manajemen Risiko, Roberta Casali, dikutip laman adb.org, Selasa, 21 Oktober 2025.

Baca juga: Bank Mandiri Salurkan Kredit Mikro Rp53,7 Triliun ke Debitur Perempuan

“Pertukaran eksposur ini bersifat transformatif karena memungkinkan kita bekerja sama secara sistemik, mengurangi risiko konsentrasi, dan memperluas jangkauan tepat ketika negara-negara anggota paling membutuhkan,” tambahnya.

EEA Pertama ADB dengan Bank Dunia

Diketahui, perjanjian ini merupakan EEA pertama yang dilakukan ADB bersama Bank Dunia, sekaligus menjadi perjanjian keenam ADB dengan bank pembangunan multilateral lainnya sejak 2020. Dengan demikian, total nilai pertukaran eksposur yang telah dilakukan ADB mencapai USD9 miliar.

Sementara itu, Direktur Pelaksana sekaligus CFO World Bank Group, Anshula Kant menambahkan, pihaknya melihat setiap peluang dalam memperluas kapasitas pinjaman.

“EEA dengan ADB ini menunjukkan komitmen kuat Bank Dunia untuk bekerja sama dengan MDB lainnya dalam memanfaatkan setiap peluang guna memperluas kapasitas pinjaman secara keseluruhan di sektor MDB,” bebernya.

Baca juga: Superbank Bukukan Laba Sebelum Pajak Rp80,9 Miliar dan Basis Nasabah 5 Juta di Q3 2025

Menurutnya, pertukaran eksposur pemerintah merupakan alat manajemen risiko untuk mengurangi risiko portofolio bisnis. Pertukaran ini, sebut dia, memberikan keringanan modal bagi MDB yang berfokus pada negara-negara tertentu dengan cara menukar eksposur pinjaman ke negara-negara dengan eksposur kredit yang lebih rendah atau bahkan tidak ada.

“Dengan menurunkan konsentrasi eksposur, ADB mengurangi penggunaan modalnya, sehingga meningkatkan kapasitas pinjamannya. Hal ini juga menurunkan eksposur bersih kepada peminjam yang termasuk dalam pertukaran, memberikan ruang gerak pinjaman tambahan berdasarkan kerangka batas ADB,” bebernya. 

Langkah Lanjutan dalam Perluasan Pinjaman

ADB terus mengeksplorasi cara-cara untuk mengelola modalnya secara efektif guna membantu kawasan ini mengatasi krisis yang terjadi bersamaan.

Pada tahun 2023, ADB membuka tambahan kapasitas pinjaman sebesar USD100 miliar selama 10 tahun berikutnya dengan memperbarui Kerangka Kecukupan Modalnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Related Posts

News Update

Netizen +62