Adaptasi Jadi Kunci Bertahan di Tengah Pandemi

Adaptasi Jadi Kunci Bertahan di Tengah Pandemi

Jakarta – Pandemi covid-19 yang tak kunjung usai telah memukul sendi perekonomian nasional. Tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi hingga 5,32% di kuartal II-2020. Untuk itu, adaptasi merupakan kunci bagi pelaku usaha syariah agar dapat bertahan di tengah pandemi COVID-19.

Demikian disampaikan Wakil Presiden Republik Indonesia, KH. Ma’ruf Amin saat melakukan kick off rangkaian kegiatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020 pada hari ini (7/8) yang dilakukan secara virtual.

“Pelaku usaha syariah perlu melakukan adaptasi dengan kebiasaan baru, termasuk pemanfaatan teknologi dalam pelaksanaan transaksi serta aspek higienis dari produk yang dihasilkan,” kata Ma’ruf Amin.

Berbeda dari penyeleggaraan sebelumnya, ISEF ke-7 ini pertama kali hadir dalam satu virtual platform didukung kolaborasi dari Kementerian dan Lembaga anggota Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika – Majelis Ulama Inodnesia (LPPOM-MUI), Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI), Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Dewan Masjid Indonesia (DMI), serta pihak terkait lainnya.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam sambutannya juga menyatakan bahwa di tengah upaya mendorong pemulihan ekonomi nasional, penyelenggaraan rangkaian ISEF 2020 diharapkan membangkitkan spirit positif dan optimisme bagi pelaku usaha, khususnya pelaku usaha syariah.

“Momentum ini menjadikan ISEF 2020 semakin kuat urgensinya untuk lebih digaungkan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ucap Perry.

Penyelenggaraan ISEF ini merupakan wujud nyata konsistensi dukungan BI dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional, yang dirumuskan dalam 3 (tiga) pilar yang saling terkait dan diperkuat dengan optimalisasi teknologi digital.

Pertama, pemberdayaan ekonomi syariah dengan strategi utama pengembangan ekosistem halal value chain (HVC). Kedua, pendalaman pasar keuangan syariah. Ketiga, penguatan riset, asesmen dan edukasi.

Hal tersebut membutuhkan sinergitas dari kita semua sehingga dapat efektif dalam mendukung upaya kita menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan ekonomi syarih dunia. Selain itu, upaya yang istiqomah dalam mendorong ekonomi syariah diyakini dapat berkontribusi positif bagi pemulihan ekonomi nasional.

ISEF 2020 mengangkat tema “Mutual Empowerment in Accelerating Sharia Economic Growth through Promoting Halal Industries for Global Prosperity”, diselenggarakan sejak 7 Agustus dan akan mencapai puncaknya pada 27 – 31 Oktober 2020. ISEF 2020 akan menjadi kegiatan ekonomi syariah internasional secara virtual pertama yang bersifat komprehensif, mengintegrasikan seluruh komponen utama penggerak ekonomi dan keuangan syariah, baik pada skala nasional maupun internasional.

Rangkaian kegiatan ISEF 2020 terdiri dari 22 serial discussion melalui webinar, 500 exhibition, 7 business matching, dan 8 business coaching, silahturami nasional, dialog pemberdayaan ekonomi dan usaha pesantren termasuk pelaksanaan festival ekonomi syariah (fesyar) di 3 Provinsi, yaitu Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat dan Jawa Timur serta pelaksanaan kompetisi nasional dan 10 international showcase.

Selain itu, berbagai pertemuan internasional akan dilaksanakan, antara lain International Contemporary Fiqih Conference bersama DSN-MUI dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Mesir, Islamic Digital Economy Conference bersama SESRIC-OIC, serta International Halal Lifestyle Conference.

Ke depan, upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang dilakukan Bank Indonesia sebagai bagian dari upaya nasional, tetap akan difokuskan dengan pendekatan ekosistem yang terintegrasi untuk mendukung program kerja yang telah terkoordinasi pada Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). (*)

Editor: Rezkiana Np

Related Posts

News Update

Top News