Jakarta – Dengan masih adanya ketidakpastian global, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan melambat di kisaran 4,9% pada awal tahun 2023, dimana sebelumnya pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan IV-2022 tercatat 5,01%.
Meski begitu, Head of Research Surya Fajar (SF) Sekuritas, Raphon Prima mengatakan bahwa perlambatan tersebut tidak menjadi sentimen negatif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). Sehingga, IHSG diperkirakan akan mencapai level 7.900 di akhir tahun.
“Untuk IHSG di akhir tahun ini diperkirakan akan mencapai level 7900 ditopang oleh mengalirnya aliran modal asing masuk ke Indonesia,” ucap Raphon kepada Infobanknews di Jakarta, 8 Februari 2023.
Menurutnya, perlambatan ekonomi tersebut penting untuk menjaga stabilitas makroekonomi di tengah tekanan perlambatan ekonomi global dan hal tersebut terlihat dari rupiah yang mampu menguat dari Rp15.700 per USD ke Rp15.000 per USD.
Kemudian, ia menjelaskan bahwa sentimen positif IHSG di tahun ini akan didorong oleh tren pemangkasan suku bunga acuan global yang sebentar lagi akan mencapai puncaknya maupun suku bunga domestik yang telah mencapai puncaknya pada Januari 2023.
“Tinggal menunggu waktu saja hingga inflasi melandai dan suku bunga akan mulai diturunkan,” imbuhnya.
Adapun, sektor-sektor yang masih menarik di tahun ini datang dari saham perbankan seperti BBRI, BBNI, dan BBTN, sektor metal dari INCO dan MDKA, serta sektor konstruksi dari WIKA dan PTPP. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra