Pasar Modal

Ada Ketidakpastian Global, Reksa Dana Ini Dianggap Pilihan Paling Prospektif

Jakarta – Di tengah fluktuasi pasar modal dan ketidakpastian global yang masih tinggi di semester II-2022, Tim Analisis Bareksa memperkirakan prospek reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi dan pasar uang bisa menjadi pilihan diversifikasi investasi.

Hal tersebut tercermin oleh analisis bareksa yang menyatakan bahwa proyeksi Indonesia masih akan mengalami surplus neraca berjalan (Current Account) sekitar 0,7-1,2% dari PDB tahun ini dan Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan menjadi 4% di akhir 2022. Prediksi itu mempertimbangkan ekspektasi inflasi Indonesia tidak melampaui angka 5% secara tahunan pada tahun ini.

Melihat data tersebut, Chief Operation Officer Bareksa, Ni Putu Kurniasari menyatakan bahwa prospek reksa dana saham dan reksa dana indeks juga masih menarik hingga akhir tahun terutama reksadana yang berbasis saham berkapitalisasi besar (big caps) yang bergerak di sektor keuangan dan infrastruktur. Sebab saat terjadi fenomena window dressing jelang akhir tahun, sektor tersebut akan diburu investor terlebih dahulu.

“Investor dapat menikmati potensi imbal hasil yang lebih optimal di dua reksa dana tersebut dengan target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di level 7.200 – 7.400 hingga akhir tahun,” ucap Putu dalam keterangan resminya, di Jakarta, 1 Agustus 2022.

Mencorongnya prospek dua jenis reksadana tersebut telah mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat sebesar 2.25% sepanjang tahun ini ke level 2,25-2,5%. Angka itu diproyeksikan akan memengaruhi kenaikan suku bunga acuan bank sentral negara-negara lain di dunia termasuk Indonesia.

Oleh karena itu, menurut Putu, potensi reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi lebih menarik dibandingkan jenis reksa dana berbasis SBN. Selain itu kenaikan suku bunga acuan bisa memacu kinerja reksa dana pasar uang sehingga reksa dana pasar uang dapat menjadi pertimbangan investor.

“Jika Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuannya, maka harga Surat Berharga Negara (SBN) yang lebih sensitif terhadap isu makro ekonomi dikhawatirkan akan terdampak dan mengalami pelemahan,” tambah Putu.

Putu menjelaskan kebijakan Bank Sentral AS tersebut diambil untuk meredam lonjakan inflasi yang disebabkan oleh meroketnya harga pangan dan energi serta kelangkaan barang yang terjadi akibat terlalu cepatnya pemulihan ekonomi namun tidak diimbangi dengan pemulihan rantai pasokan barang yang cepat pula.

Baca juga : Reksa Dana Ini Bisa Jadi Solusi Investasi dari Ketidakpastian Market

Kemudian, tim analis bareksa juga memprediksi harga bahan dan energi akan kembali turun ke level normal seperti saat sebelum pandemi, kecuali harga batu bara karena embargo Eropa terhadap batubara asal Rusia. Diketahui harga batu bara di semester II-2022 diproyeksikan masih berada di kisaran USD350-USD400 per ton.

Sehingga pergerakan pasar modal pada semester II tahun 2022 dinilai masih fluktuatif hingga akhir kuartal III. Pasalnya investor global masih mencermati efek kenaikan suku bunga dolar yang agresif serta perlambatan ekonomi dunia yang berpotensi terjadi lebih cepat dari perkiraan. (*) Khoirifa

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Banyak Fitur dan Program Khusus, BYOND by BSI Raih Respons Positif Pasar

Jakarta – Super App terbaru dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), yaitu BYOND by… Read More

14 hours ago

Pekan Kedua November, Aliran Modal Asing Keluar Indonesia Sentuh Rp7,42 Triliun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing keluar (capital outflow) dari Indonesia pada pekan kedua… Read More

17 hours ago

IHSG Sepekan Turun 1,73 Persen, Kapitalisasi Pasar Bursa jadi Rp12.063

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa data perdagangan saham pada pekan 11… Read More

18 hours ago

Top! Baru Setahun, Allianz Syariah Sudah jadi Market Leader

Jakarta – Kinerja PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia atau Allianz Syariah tetap moncer di… Read More

22 hours ago

BPR Syariah BDS Serahkan Cash Waqf Linked Deposit Rp111 Juta ke Warga Yogyakarta

Jakarta - PT BPR Syariah BDS berkomitmen untuk memberikan pelbagai dampak positif bagi nasabahnya di Yogyakarta dan… Read More

1 day ago

Antusiasme Mahasiswa Udayana Sambut Gelaran Literasi Keuangan Infobank

Denpasar--Infobank Digital kembali menggelar kegiatan literasi keuangan. Infobank Financial & Digital Literacy Road Show 2024… Read More

2 days ago