Ada Dugaan Gratifikasi Proses IPO, Begini Penjelasan BEI

Ada Dugaan Gratifikasi Proses IPO, Begini Penjelasan BEI

Jakarta – Kabar tak sedap datang dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Beredar kabar bahwa telah ditemukan pelanggaran oleh oknum karyawan BEI terkait permintaan imbalan dan gratifikasi jasa penerimaan emiten untuk dapat melangsungkan Initial Public Offering (IPO) di BEI.

Menanggapi kabar tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, pihaknya berkomitmen memenuhi prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan senantiasa menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan berbasis ISO 37001:2016.

“Seluruh insan BEI dilarang menerima gratifikasi dalam bentuk apapun (termasuk namun tidak terbatas pada uang, makanan, dan/atau barang) atas layanan atau transaksi yang dilakukan BEI dengan pihak ketiga,” ujar Nyoman kepada awak media dikutip Antara, 27 Agustus 2024.

Lebih jauh dia menjelaskan, jika terdapat pelanggaran etika yang melibatkan karyawan BEI, ia menyebut pihaknya akan melakukan tindakan disiplin sesuai dengan ketentuan internal BEI. Pihaknya mengajak masyarakat apabila menemukan tindakan pelanggaran terkait dengan Sistem Manajemen Anti Penyuapan oleh karyawan BEI, untuk segera laporkan melalui saluran Whistleblowing System – Letter to IDX.

Baca juga: BEI Gelar Public Expose Live 2024, 44 Emiten Bakal Pamer Kinerja

“Kami senantiasa menyampaikan kepada masyarakat, apabila mengetahui tindakan pelanggaran terkait dengan Sistem Manajemen Anti Penyuapan oleh karyawan BEI, maka dapat dilaporkan melalui saluran Whistleblowing System – Letter to IDX pada link berikut https://wbs.idx.co.id/,” tegas Nyoman.

Melansir surat yang beredar di kalangan wartawan di Jakarta, Senin, 26 Agustus 2024, manajemen BEI pada Juli sampai Agustus 2024 melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada lima orang karyawan mereka.

PHK tersebut sebagai buntut dari ditemukannya pelanggaran oleh oknum karyawan terkait permintaan imbalan dan gratifikasi atas jasa penerimaan emiten untuk dapat tercatat sahamnya di BEl.

Kelima karyawan pada Divisi Penilaian Perusahaan BEl, yaitu divisi yang bertanggung jawab terhadap penerimaan calon emiten, diduga telah meminta sejumlah imbalan uang dan gratifikasi atas jasa analisa kelayakan calon emiten untuk dapat tercatat sahamnya di BEI.

“Atas imbalan uang yang diterima tersebut, oknum karyawan tersebut membantu memutuskan proses penerimaan calon emiten untuk dapat listing dan diperdagangkan sahamnya di bursa,” sebagaimana tertulis dalam surat tersebut.

Baca juga: BRI Danareksa Bakal Bawa 3 Emiten IPO, Ini Bocorannya

Praktik oleh oknum karyawan penilaian perusahaan tersebut telah berjalan beberapa tahun dan melibatkan beberapa emiten yang saat ini telah tercatat sahamnya di bursa.

Sedangkan nilai uang imbalan berkisar ratusan juta sampai satu miliaran rupiah per emiten. Melalui praktik terorganisir ini, bahkan para oknum tersebut membentuk suatu perusahaan (jasa penasehat), yang pada saat dilakukan pemeriksaan ditemukan sejumlah akumulasi dana sekitar Rp20 miliar. (*)

Related Posts

News Update

Top News