Ilustrasi: Industri asurasni/Erman Subekti
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan ada sebanyak 38 dari total 144 perusahaan asuransi dan reasuransi belum memenuhi ketentuan ekuitas minimum tahap pertama yang wajib dipenuhi pada 2026.
Sedangkan sisanya 106 perusahaan sudah memenuhi ekuitas minimum sebagaimana disyaratkan dalam regulasi penguatan permodalan industri perasuransian nasional.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono.
“Dalam rangka penegakan ketentuan dan pelindungan konsumen di bidang PPDP, kami telah melakukan langkah-langkah antara lain memonitor pelaksanaan supervisory action terhadap pemenuhan kewajiban peningkatan ekuitas tahap pertama di tahun 2026,” ujar Ogi dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan Juni 2025, Selasa (8/7).
Baca juga: Co-Payment Ditunda, OJK Siapkan POJK Baru Asuransi Kesehatan
Sebagaimana diketahui, aturan mengenai permodalan ini tertuang dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 23 Tahun 2023 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan Reasuransi Syariah.
Dalam aturan tersebut, ditetapkan bahwa modal disetor untuk perusahaan asuransi yang baru berdiri minimal Rp1 triliun. Sedangkan perusahaan reasuransi baru minimal Rp2 triliun.
Sementara itu, untuk perusahaan asuransi yang sudah berdiri, wajib memiliki ekuitas minimum Rp250 miliar dan Rp100 miliar untuk asuransi syariah paling lambat 31 Desember 2026.
Bagi perusahaan reasuransi, ekuitas minimum yang harus dipenuhi adalah Rp500 miliar, dan Rp250 miliar untuk reasuransi syariah.
Baca juga: Premi Asuransi Komersial Cuma Tumbuh 0,88 Persen pada Mei 2025
Tahap selanjutnya, OJK mengelompokkan perusahaan ke dalam Kelompok Perusahaan Perasuransian Berdasarkan Ekuitas (KPPE), dengan target pemenuhan pada 31 Desember 2028, sebagai berikut:
KPPE 1 (Tahap Minimum):
KPPE 2 (Tahap Lanjutan):
OJK menyatakan akan terus memantau dan mengambil langkah pengawasan ketat terhadap perusahaan yang belum menunjukkan progres signifikan.
Penegakan aturan ini juga bertujuan menciptakan industri asuransi yang lebih kredibel dan bertanggung jawab dalam melindungi hak-hak pemegang polis. (*) Alfi Salima Puteri
Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More
Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More
Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More
Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More