Nasional

Komisi VI DPR Ungkap Utang 9 BUMN ke Bank BJB Rp3,5 Triliun, Minta Erick Thohir Bertindak

Jakarta – Anggota Komisi VI DPR RI, Mulyadi, menyampaikan keprihatinannya terkait dugaan praktik pinjaman tidak wajar antara sembilan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank BJB).

Dalam aduannya kepada Menteri BUMN, Erick Thohir, Mulyadi mengungkap bahwa sembilan BUMN memiliki kewajiban utang kepada Bank BJB senilai lebih dari Rp3,5 triliun dengan tingkat bunga yang dinilai janggal, bahkan ada yang mencapai 0 persen.

Ia menyampaikan hal tersebut sebagai bentuk aspirasi dari para pemangku kepentingan di Jawa Barat, daerah pemilihannya. Menurut Mulyadi, manajemen Bank BJB saat ini sedang “berkeluh kesah” karena beban akumulasi utang dari BUMN tersebut dianggap tidak masuk akal secara komersial.

Baca juga: Dua Direksi Bank BJB Kompak Borong Saham BJBR

“Sembilan BUMN di bawah kepemimpinan Bapak itu memiliki kewajiban lebih dari Rp3,5 triliun, Pak. Dengan tingkat suku bunga berjalan aneh 0 persen sampai 3 persen, Pak. Bunga ditundanya 3 persen dan seterusnya. Ini kan miris, Pak,” tegas Mulyadi saat Raker dengan Menteri Perdagangan dan Menteri BUMN, Erick Thohir di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, seperti dikutip laman resmi dpr.go.id, Rabu, 21 Mei 2025.

Bunga Rata-Rata 0-1 Persen, Bank BJB Disebut Terbebani

Mulyadi menambahkan bahwa bunga pinjaman yang berjalan rata-rata hanya 0-1 persen, sementara bunga yang tertunda berkisar antara 3-5%. Kondisi ini, menurutnya, sangat membebani Bank BJB yang berstatus perusahaan terbuka (Tbk) dan menjadi kebanggaan masyarakat Jawa Barat.

Baca juga: KPK Bongkar Kredit Macet Rp20,8 Miliar Anggota DPRD di BPD, Asbanda Angkat Bicara

Mulyadi menekankan pentingnya perhatian khusus dari Menteri BUMN atas permasalahan ini. Ia berharap Bank Pembangunan Daerah seperti Bank BJB dapat dilibatkan dalam pembangunan tanpa harus menanggung beban yang tidak seimbang.

“Angka Rp3,5 triliun itu, Pak, buat Jawa Barat luar biasa, Pak. Ini perusahaan Tbk juga, Pak, tapi masyarakat Jawa Barat memiliki kebanggaan di BJB ini, Pak,” ujarnya.

Desak Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pinjaman BUMN

Legislator Fraksi Partai Gerindra itu meminta agar Menteri BUMN segera memberi atensi pada persoalan ini.

“Jangan sampai kami di Jawa Barat juga ikut kena imbas kesulitan. Mudah-mudahan itu menjadi perhatian bersama,” pungkas Mulyadi.

Menurutnya, diperlukan transparansi dan akuntabilitas dalam praktik pinjam meminjam antara BUMN dan lembaga keuangan daerah, demi menjaga kesehatan keuangan kedua pihak dan memastikan kontribusi BUMN terhadap pembangunan daerah dapat berlangsung optimal. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

2 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

4 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

6 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

7 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

7 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

9 hours ago