Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, pada triwulan II 2018 pencairan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) mencapai sebesar Rp958 miliar atau mengalami pertumbuhan secara tahunan sebesar 102,11 persen (yoy) bila dibandingkan dengan tahun lalu diperiode yang sama.
Direktur Departemen Statistik BI, Gantiah Wuryandani di Gedung BI, Jakarta, Kamis, 9 Agustus 2018 mengatakan, pertumbuhan pencairan FLPP yang mencapai 102,11 persem (yoy) di triwulan II 2018 ini lebih tinggi dibandingkan 38,81 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya dan 49,54 peraen (yoy) pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Secara nasional, share penyaluran FLPP terhadap penyaluran KPR pada triwulan II-2018 sebesar 4,3 persen,” ujar Gantiah.
Baca juga: Pelonggaran LTV Diharap Dongkrak Penyaluran KPR Bank Daerah
Lebih lanjut dirinya mengungkapkan, untuk pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) pada triwulan II-2018 secara triwulanan menguat dari 2,43 persen (qtq) pada triwulan sebelumnya menjadi 3,28 persen (qtq) dan secara tahunan menguat dari 11,99 persen (yoy) menjadi 13,52 persen (yoy).
Pada tahun ini, Kementerian PUPR menargetkan sebanyak 630.437 unit rumah yang akan mendapat bantuan pembiayaan perumahan, yang terdiri dari FLPP sebanyak 60.625 unit, Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) sebanyak 344.500 unit, Subsidi Selisih Bunga Kredit Perumahan (SSB) sebanyak 225.000 unit dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) sebanyak 312 unit.
Hingga semester I 2018, capaian rumah subsidi yang telah didanai melalui KPR FLPP sebanyak 12.455 unit rumah atau senilai Rp1,43 triliun. Sementara untuk realisasi SSB sebanyak 45.198 unit atau 20 persen dari target 225.000 rumah dengan anggaran Rp2,5 triliun. SBUM sebanyak 51.365 unit atau 14,9 persen dari target tahun 2018 sebanyak 344.500 unit dengan anggaran Rp1,3 triliun. (*)