Statement Gubernur BI Buat Rupiah Terpuruk

Statement Gubernur BI Buat Rupiah Terpuruk

Jakarta – Nilai tukar rupiah kembali menyentuh level terendahnya terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah pada hari ini (20/7) pukul 11.18 melemah cukup dalam sebesar 103 poin atau 0,71 persen ke level Rp14.545 per dolar AS. Statement Bank Indonesia (BI) dianggap memberikan sentimen negatif di pasar keuangan.

Asal tahu saja, saat pengumuman Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI kemarin, Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi di 2018 akan berada dibatas bawah dari proyeksi BI yang berada dikisaran 5,1-5,5 persen. Pernyataan tersebut, telah memicu laju rupiah terjun bebas dan menyentuh level Rp14.500 an per dolar AS.

“Pelemahan kurs salah satunya disebabkan statemen BI yang merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi 5,1 persen. Sentimen langsung berubah pesimis,” ujar Ekonom Indef Bhima Yudistira kepada Infobank, di Jakarta, Jumat, 20 Juli 2018.

Baca juga: Kebijakan “Hawkish” BI Tak Banyak Bantu Rupiah

Lebih lanjut dia memperkirakan, nilai tukar rupiah pada hari ini akan bergerak melemah dikisaran Rp14.430-Rp14.520 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg USD-IDR Spot Exchange Rate, perdagangan rupiah pada pagi ini dibuka Rp14.477 per dolar AS, melemah bila dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (19/7) yakni Rp14.442 per dolar AS.

“Biasanya BI itu akan menjaga ekspektasi pasar. Namun pada RDG kemarin membuktikan sebaliknya,” tegasnya.

Selain itu, kata dia, stance kebijakan BI yang sepertinya tidak lagi menaikkan bunga acuannya sampai dengan akhir tahun membuat investor cenderung menahan diri. Pada RDG kemarin, Bank Sentral menahan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate di level 5,25 persen, setelah di periode Mei-Juni 2018 menaikkan sebanyak 100 bps.

Sementara dari faktor global sendiri, tambah dia, kondisi perang dagang antara AS dan China yang diprediksi semakin memburuk juga menjadi sentimen tersendiri bagi nilai tukar rupiah. Dolar index yang saat ini masih bertahan di angka tertinggi 95,2 menguat dibandingkan demgam mata uang dominan paska ketidakjelasan Brexit. (*)

Related Posts

News Update

Top News