Jakarta — Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin memudahkan sebuah industri dalam menawarkan produk, jasa dan layanannya, tak terkecuali bagi industri perbankan. Di luar momok disrupsi teknologi akibat perkembangan teknologi yang semakin ciamik, perbankan dituntut untuk melakukan transformasi digital untuk meningkatkan layanannya. Keamanan atau pengamanan menjadi hal paling utama dalam menyukseskan transformasi itu.
“Yang paling penting (dalam transformasi digital) adalah security. Bagaimana kita bisa memproteksi konsumer. Jadi ini adalah salah satu bagian yang tidak boleh kita lengah,” ujar Presiden Direktur Fujitsu Indonesia, Odi Susilo Handoko saat ditemui Infobank di kantornya, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, saat ini perkembangan perbankan digital berjalan sangat pesat, bagaimana transaksi bank bisa dilakukan hanya dengan menggunakan gawai. Itu semua dimungkinkan dengan kehadiran teknologi telepon seluler yang kini mengusung jargon smartphone, dan industri perbankan dengan cepat memanfaatkannya untuk menghadirkan layanan mobile banking dan internet banking yang semua terbalut dalam satu kesatuan layanan perbankan digital.
Bahkan, saat ini masyarakat bisa membuka rekening bank hanya dengan menggunakan ponsel pintarnya. Sesuatu yang 10 hingga 20 tahun lalu tidak pernah terbersit di benak masyarakat. Kemudahan dan kecanggihan ini sudah tentu harus didukung dari sisi keamanan oleh perbankan.
“Jadi bagaimana dunia perbankan bisa memproteksi konsumer itu dengan baik. Jadi yang harus diperhatikan adalah security. Di Indonesia juga tidak akan ketinggalan, security akan menjadi bagian nomor satu (dalam penerapan transformasi digital perbankan,” imbuh Odi.
Dewasa ini transformasi digital menjadi keharusan bagi perbankan agar tetap bisa mengikuti perkembangan zanan dan gaya hidup masyarakat yang semakin digital minded. Hal ini diakui oleh kalangan bankir mutlak untuk dilakukan. “Bagi BNI, transformasi menuju layanan digital ini merupakan keharusan,” tegas Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), Achmad Baiquni awal Juli lalu.
Dalam melaksanakan transformasi digitalnya, lanjut Baiquni, BNI tidak hanya gencar menerapkan teknologi terkini melainkan juga meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya untuk semakin melek teknologi. Sejalan dengan penerapan perbankan digital, Perseroan menghadirkan layanan Your All Payment yang disingkat menjadi YAP!, yang merupakan aplikasi pembayaran berbasis QR Code untuk mengakomodasi generasi milenial yang sangat tergantung dengan gawai atau smartphone-nya.
Setali tiga uang, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengakui transformasi digital yang dilakukan turut mendukung perkembangan bisnis, terutama dari layanan perbankan digital. Executive Vice President Strategi & Pengembangan Operasi Layanan BCA, Lilik Winarni menyatakan, tren saat ini nasabah lebih banyak menikmati layanan transaksi perbankan melalui layanan digital.
“Nasabah itu Makin banyak transaksi electronic channel. Di Mana rata-rata transaksi teller di cabang stagnan pada angka 1,2 just transaksi per Hari. Namun transaksi digital per hari bisa 25 just transaksi,” jelasnya. (*)