Jakarta–Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mengungkapkan, kenaikan suku bunga Federal Reserve AS berpotensi memicu pelarian modal asing keluar dari pasar obligasi domestik.
Kendati demikian kata Direktur IBPA, Wahyu Trenggono, potensi capital reversal di 2016 tersebut tidak akan memberikan guncangan yang signifikan bagi pasar obligasi di dalam negeri.
“Kalau ada kenaikan Fed Fund Rate, maka dimungkinkan akan ada sebagian dana-dana asing yang kembali ditarik ke Amerika. Karena obligasinya juga sebagai aset safe haven,” kata Direktur IBPA, Wahyu Trenggono dalam diskusi “Edukasi Wartawan Pasar Modal” di Jakarta, Senin, 23 November 2015.
Wahyu mengatakan aliran modal asing yang masuk ke dalam negri sendiri masih dipengaruhi oleh menariknya kupon obligasi dan fundamental ekonomi dalam negeri yang dalam tren membaik.
“Bahkan, efek positif dari paket kebijakan ekonomi pemerintah akan lebih terasa di 2016,” jelas Wahyu.
Wahyu sendiri tak menampik, sentimen global yang datang dari luar tetap dapat memicu capital outflow, salah satunya perlambatan ekonomi China. Dia menambahkan, jika ekonomi AS belum sepenuhnya pulih, maka ekspor China ke AS akan menurun.
Pada akhirnya, jelas dia, kondisi di China itu akan menekan nilai ekspor komoditas Indonesia yang sebagian besar masuk ke China.
“Kondisi ini juga akhirnya mempengaruhi pasar obligasi. Tetapi, pelemahan pasar sudah ter-price in pada transaksi sebelumnya,” tegasnya. (*) Dwitya Putra