Jakarta – Analis Eksekutif Senior pada Deputi Komisioner Pengawas Perbankan IV OJK, Roberto Akyuwen menilai secara umum kondisi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) masih terjaga.
Hal itu diliat dari sisi permodalan yang masih solid walaupun profitabilitas sedikit menurun dan risiko kredit (NPL gross dan net) dengan trend meningkat.
“Sementara risiko likuiditas masih terjaga,” kata Roberto dalam acara seminar dan Penganugerahan TOP 100 BPR The Finance di Jakarta, Jumat, 29 Juni 2018.
Berdasarkan data OJK, Roberto sendiri menjelaskan, posisi ROA BPR mengalami penurunan dari 2,76% di Maret 2017, menjadi 2,68% di Maret 2018. Sementara NPL net meningkat dari 4,88% di Maret 2017 menjadi 5,10% di Maret 2018.
Sedangkan untuk pertumbuhan kredit tercatat mengalami penurunan dari 10,66% atau sebesar Rp84,34 triliun di Maret 2017, menjadi 8,67%.
Disisi lain berbicara pertumbuhan DPK BPR sepanjang Maret 2018 naik 11,85% atau mencapai Rp86,36 triliun. Tahun lalu di periode sama, pertumbuhan DPK 11,33% atau sebesar Rp77,21 triliun.
“Untuk CAR atau permodalan masih solid dari Maret 2017 di posisi 23,72%, menjadi 24,10% di Maret 2018. Sedangkan BOPO mengalami penurunan dari 80,81% menjadi 80,59%,” jelasnya. (*)