Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini (26/6) diprediksi masih lanjutkan pelemahan. Di mana pada perdagangan hari ini rupiah sempat dibuka rebound dengan penguatan 19 poin atau 0,13 persen di level Rp14.140 per dolar AS. Namun melemah 16 poin atau 0,11 persen ke level Rp14.175 per dolar AS pada pukul 09.45 WIB.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail mengatakan, laju rupiah diprediksi masih akan lanjutkan pelemahan setelah data neraca perdagangan Mei 2018 masih mengalami defisit yang cukup tinggi yakni sebesar US$1,52 miliar. Seharusnya, jelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di pekan ini bisa memberikan sentimen positif ke rupiah.
“Kemungkinan suku bunga BI 7-day Reverse Repo Rate kembali dinaikkan pada RDG BI bulan Juni. Seharusnya dapat sedikit membantu dari pelemahan rupiah. Rupiah kemungkinan melemah ke level Rp14.100-Rp 14.170 per dolar AS,” ujar Ahmad dalam risetnya di Jakarta, Selasa, 26 Juni 2018.
Baca juga: Darmin: Melemahnya Rupiah Lebih Dipicu Oleh Kenaikan Bunga AS
Di sisi lain, menguatnya dolar AS terhadap mata uang rupiah, juga sejalan dengan Yield US treasury 10 tahun AS yang tetap di level 2,88 persen, di mana semalam menunjukan bahwa obligasi AS tersebut tetap menjadi pilihan investasi di tengah ketidakpastian perang dagang AS dan China serta pelemahan mata uang di sejumlah negara berkembang.
Meski menguat terhadap rupiah, kata dia, dolar AS diperkirakan bergerak melemah terhadap beberapa mata uang utama dunia terutama Yen. Hal ini seiring dengan masih tingginya ketidakpastian terhadap risiko perang dagang antara AS dan China setelah pernyataan Trump yang menginginkan restriksi terhadap investasi China di AS.
“Yen berakhir menjadi pilihan investor sebagai save heaven di tengah ketidakpastian atas risiko perang dagang tersebut,” ucapnya. (*)