Jakarta–Bank Indonesia (BI) menilai, Stabilitas sistem keuangan nasional masih solid, yang ditopang oleh ketahanan sistem perbankan dan relatif terjaganya kinerja pasar keuangan di Indonesia.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Gubernur BI, Agus D.W. Martowadojo, di Gedung BI, Jakarta, Selasa, 17 November 2015. Menurutnya, ketahanan industri perbankan tetap kuat dengan risiko-risiko kredit, likuiditas dan pasar yang cukup terjaga.
Ketahanan industri perbankan, sejalan dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang masih kuat, jauh di atas ketentuan minimum 8%, yakni sebesar 20,4% pada September 2015. Sementara rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah berada di kisaran 2,7% (gross) atau 1,3% (nett).
Sedangkan dari sisi fungsi intermediasi, kata Agus, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 11,1% year on year (yoy), atau lebih tinggi dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya. Sementara itu, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada September 2015 tercatat sebesar 11,7% (yoy).
“Ke depan, sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi dan dampak pelonggaran kebijakan makroprudensial, serta penurunan GWM Primer oleh Bank Indonesia, pertumbuhan kredit diperkirakan akan terus meningkat,” tutup Agus. (*) Rezkiana Nisaputra