Jakarta – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (Garuda Indonesia) pada tahun ini berencana melakukan aksi korporasi dengan menerbitkan surat utang atau global bond sejumlah USD 750 juta atau setara dengan nilai Rp 10,12 triliun (kurs Rp 13.500).
Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Nugraha Mansury mengatakan, penerbitan surat utang tersebut untuk refinancing obligasi yang akan jatuh tempo pada tahun ini.
“Dengan adanya penerbitan tersebut, sebetulnya netnya tidak akan naik. Karena kita punya kurang lebih Rp 2 triliun obligasi rupiah yang akan jatuh tempo 2018 ini dan akan ada USD 500 juta yang juga akan jatuh tempo 2018. Jadi tujuan utamanya sebetulnya hanya untuk lakukan refinancing saja,” jelas Pahala di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, Kamis 12 April 2018.
Baca juga: Garuda Indonesia Siapkan Operasikan 14 Pesawat Penerbangan Haji
Dirinya menyebutkan, untuk angka penerbitan global bond sendiri masih dapat berubah menyesuaikan kondisi pasar dan kondisi perseroan kedepannya.
Pahala menambahkan, penerbitan global bond tersebut diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun ini, setelah seluruh pemenang saham menyetujuinya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang rencananya akan dilakukan pada pertengahan April tahun ini.
“Untuk tujuan pemohon kepada pemegang saham, nanti 19 april ada RUPST yang salah satu agendanya meminta persetujuan pemegang saham bagi Garuda Indonesia untuk bisa melakukan penerbitan obligasi setinggi-tingginya hingga USD 750 juta,” tutup Pahala.(*)