Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada Maret 2018 sebesar 0,20 persen dengan tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Maret) 2018 sebesar 0,99 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2018 terhadap Maret 2017) sebesar 3,40 persen.
Kepala BPS Suhariyanto, di Jakarta, Senin, 2 April 2018 mengatakan, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 132,58, dari 82 kota IHK, 57 kota mengalami inflasi dan 25 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 2,10 persen dengan IHK 134,42.
Sedangkan inflasi terendah terjadi di Sumenep sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 128,12. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 2,30 persen dengan IHK sebesar 150,50 dan terendah terjadi di Bulukumba sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 138,72.
Baca juga: Laju Inflasi Bakal Pengaruhi Konsumsi Rumah Tangga
Menurutnya, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,14 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,26 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,06 persen.
“Kemudian, kelompok sandang sebesar 0,36 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,37 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,07 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,28 persen,” ucapnya.
Untuk komponen inti pada Maret 2018 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,19 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-Maret) 2018 mengalami inflasi sebesar 0,76 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Maret 2018 terhadap Maret 2017) sebesar 2,67 persen. (*)