Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mengaku siap untuk kembali menjadi penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menggunakan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di Semester kedua 2018.
Pasalnya, perseroan telah mengajukan kembali untuk ikut menjadi penyalur KPR FLPP. Pada Tahun lalu, BTN sempat menjadi penyalur KPR FLPP sebelum akhirnya distop pada Juli 2017 akibat pemotongan anggaran oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR).
“Kita sebelumnya jadi penyalur KPR FLPP, tahun ini kita ngejar juga kembali masuk ke skema KPR FLPP. Kita sudah koordinasi dengan kementerian PUPR, Kemenkeu, harapannya nanti kita segera masuk ke skema itu,” ujar Direktur Consumer Banking BTN Budi Satria, di Jakarta, Kamis, 1 Februari 2018.
Dirinya meyakini, dengan masuknya kembali BTN ke dalam skema KPR FLPP, diharapkan dapat mendukung program 1 juta rumah yang dicanangkan oleh pemerintahan Joko Widodo, apalagi pangsa pasar BTN dalam penyaluran KPR FLPP mencapai 95,77 persen per Juni 2017 sebelum akhirnya distop pada Juli 2017.
“Kemarin dari pencapaian yang ada tahun lalu itu sebagian besar motornya dari BTN,” ucapnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, saat ini pengajuan kembali menjadi penyalur KPR FLPP sedang dalam proses oleh kementerian terkait. “Belum (ada penjatahan) kan kita baru mengajukan, kementerian masih dalam proses. Harapan kita semester kedua 2018 sudah bisa ikut KPR FLPP,” tegas Budi.
Pada tahun ini Kementerian PUPR akan menyalurkan KPR Subsidi melalui skema FLPP bagi 42.326 unit rumah MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah). Adapun dana yang disiapkan sebesar Rp4,5 triliun yang terdiri Rp2,2 triliun berasal dari DIPA dan Rp2,3 triliun berasal dari optimalisasi pengembalian pokok.
Sementara, jumlah bank pelaksana sebanyak 40 bank terdiri dari 6 bank nasional dan 34 bank pembangunan daerah (BPD) atau meningkat dibanding tahun 2017 sebanyak 33 bank. Penyaluran KPR FLPP dilakukan oleh PPDPP kepada MBR melalui bank pelaksana yang bekerjasama. (*)