Bappenas: Rokok Penyumbang Angka Kemiskinan

Bappenas: Rokok Penyumbang Angka Kemiskinan

Jakarta – Angka kemiskinan nasional tercatat masih cukup tinggi. Hingga September 2017 jumlah penduduk miskin mencapai 26,58 juta orang atau sebesar 10,12 persen dari total penduduk Indonesia.

Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, salah satu penyebab yang membuat angka kemiskinan masih tinggi ialah rokok. Menurutnya, jumlah konsumsi rokok yang tinggi di masyarakat akan menggerus pendapatan masyarakat dan meningkatkan angka kemiskinan.

“Jangan anggap enteng rokok, maksud saya bukan hanya masalah dampak rokok terhadap kesehatan. Rokok ini bisa buat orang (menjadi) miskin,” tambah Bambang di kantor Bappenas Jakarta, Selasa 9 Januari 2018.

Bambang menjelaskan, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) penyumbang kemiskinan terbesar kedua ditempati oleh konsumsi rokok kretek, dimana untuk perkotaan menyumbang 9,98 persen terhadap kemiskinan. Sedangkan di pedesaan (rokok) menyumbang 10,7 persen terhadap kemiskinan.

Untuk mengurangi angka kemiskinan, pada tahun 2018 ini Bappenas terus menghimbau masyarakat untuk mengurangi konsumsi rokok. Bambang mengatakan, selain dapat merenggut pendapatan masyarakat, rokok juga sangat tidak baik bagi kesehatan.

“Rokok ini  bisa menghabiskan anggaran bulanan tapi juga dampak akibat kesehatan. Kalau lihat tabel ini, semua komoditas yang bisa dimakan, kecuali satu tadi rokok,” tambah Bambang.

Tak hanya rokok, penyumbang terbesar dari angka kemiskinan ialah konsumsi beras. Dirinya menyebut, beras berkontribusi terhadap kemiskinan sebesar 18,80 persen untuk masyarakat perkotaan dan 24,52 persen untuk masyarakat pedesaan.

Untuk itu, pihaknya terus menggencarkan program pengendalian harga beras di seluruh pasar di Indonesia dengan menggandeng berbagai Kementerian dan lembaga terkait untuk mengendalikan harga beras. (*)

Related Posts

News Update

Top News