Nabire – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan dua Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dengan total kapasitas 70 Megawatt (MW), yang terletak di Jayapura dan Nabire. Tak hanya itu, dalam kesempatan tersebut Presiden juga meresmikan program listrik desa sebanyak 74 desa di Papua dan Papua Barat.
Presiden RI Joko Widodo menyampaikan, membangun infrastruktur listrik di Tanah Papua tidaklah mudah, namun hal tersebut harus menjadi semangat untuk tetap membangun negeri.
“Di Papua ada 2000 desa yang belum berlistrik. Tapi tahun depan semua desa di Tanah Papua harus terang benderang. memang tidak mudah mengerjakan pekerjaan listrik di Papua. Medannya sangat berat sekali. Seberat apapun medan harus bisa kita taklukan dan desa-desa harus terang benderang,” ucap Jokowi melalui keterangan resminya, Kamis 21 Desember 2017.
Jokowi, menambahkan pembangunan infrastruktur listrik di daerah Timur Indonesia harus terus dikebut pembangunannya.
“Papua kita kebut terus untuk urusan listrik. Pembangunan di PLTMG Nabire 20 MW cepat hanya 8 bulan, padahal sepertinya barusan saya groundbreaking. Listrik menjadi kunci bagi investasi yang ada di Papua,” tambah Jokowi.
Berlokasi di Kelurahan Kalibobo, Kabupaten Nabire, Papua, PLTMG Nabire 20 MW ini mempunyai nilai investasi sekitar Rp 444 miliar.
Dalam kontrak proyek, selain membangun pembangkit listrik (EPC Contract) juga termasuk pelaksanaan Operation & Maintenance (O&M) selama lima tahun dengan kontraktor pelaksana Konsorsium PT PP (Persero) Tbk, Wartsila Finland Oy dan PT Wartsila Indonesia. Dengan masa konstruksi delapan bulan dan menyerap tenaga kerja sejumlah 479 orang, pembangkit sudah mulai dioperasikan di sistem Nabire sejak 8 Desember 2017.
Sementara itu, PLTMG Jayapura 50 MW kontrak proyeknya terdiri atas pekerjaan pembangunan (EPC) dan pekerjaan Operation & Maintenance (O&M) selama 5 tahun yang dikerjakan oleh kontraktor Konsorsium PT PP (Persero) Tbk, Wartsila Finland Oy dan PT Wartsila Indonesia. Proyek yang mempunyai nilai investasi sebesar 866 miliar rupiah ini telah beroperasi sejak 24 November 2017 dengan masa konstruksi selama 7,5 bulan dan mampu menyerap 538 orang tenaga kerja.
Masuknya PLTMG Jayapura 50 MW akan meningkatkan kurang lebih 60% daya mampu di Sistem Jayapura dan berpotensi menambah kurang lebih 62.000 pelanggan baru. Selain itu, dengan peningkatan kapasitas pembangkit di sistem kelistrikan Nabire dan Jayapura, diharapkan dapat semakin menarik minat investor untuk berinvestasi di Tanah Papua.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN Sofyan Basir menyampaikan harapannya agar dapat terus membangun infrastruktur listrik di tanah Papua.
“Kondisi kelistrikan di Indonesia sekarang sudah semakin baik, di mana pemadaman karena defisit sudah jauh berkurang dan seluruh sistem besar kelistrikan PLN juga telah mengalami surplus daya listrik, bahkan beberapa di antaranya mempunyai reserve margin lebih dari 30 persen,” tambah Sofyan.
Sebagai informasi, pada tahun 2017 telah diselesaikan pembangunan dua pembangkit sebesar 70 MW di Provinsi Papua, yaitu Jayapura 50 MW dan Nabire 20 MW. Tahun 2018 akan diselesaikan 115 MW di Provinsi Papua, Merauke 40 MW, Biak 15 MW, Serui 10 MW, Timika 10 MW, Jayapura 40 MW, dan 80 MW di Provinsi Papua Barat, Manokwari 20 MW, Raja Ampat 10 MW, Sorong 30 MW, Fakfak 10 MW, Kaimana 10 MW. Sedangkan untuk Listrik Desa ada 191 desa yang terlistriki pada tahun 2017. Direncanakan pada tahun 2018 sebanyak 255 desa akan terlistriki oleh PLN.
Dengan tambahan 70 MW di Provinsi Papua, investor dapat mengembangkan bisnisnya ke Bumi Cendrawasih ini dan memutar roda perekonomian. Dengan masuknya listrik dari PLTMG MPP Jayapura sebesar 50 MW, sistem kelistrikan Jayapura dapat menyuplai sebesar 205 MW. Sementara itu, masuknya listrik dari PLTMG MPP Nabire sebesar 20 MW, maka sistem kelistirkan Nabire dapat menyuplai sebesar 42 MW.(*)