Barito Pasific Siap Buyback 100 Juta Saham

Barito Pasific Siap Buyback 100 Juta Saham

Jakarta – Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menyetujui rencana perusahaan melakukan pembelian kembali saham (buyback) 100 juta lembar saham dengan dana sebanyak-banyaknya Rp200 miliar.

Tujuan perseroan atas pelaksanaan pembelian kembali saham, menurut Direktur Utama Barito Pacific Agus Salim Pangestu, akan meningkatkan struktur permodalan perseroan.

“Pembelian kembali saham akan berasal dari kas internal perusahaan dan akan dilaksanakan selama periode 6 bulan, terhitung sejak 15 Desember 2017 hingga 14 Juni 2018,” tutur Agus Salim Pangestu, ditemui di Wisma Barito, Jakarta, Rabu, 13 Desember 2017.

Selain soal buyback, RUPSLB perusahaan juga mengumumkan rencana menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue sebanyak-banyaknya 5,6 miliar saham dengan target perolehan dana sebanyak-banyaknya USD1 miliar untuk perusahaan.

Sebagaimana diketahui, perusahaan berencana memakan dana right issue untuk mengakuisisi 66,67 persen saham di dalam Star Energy Group Holdings Pte Ltd dengan harga sekitar USD755 juta, dan untuk modal kerja.

Perseroan berharap bahwa akuisisi Star Energy dapat mengubah perusahaan menjadi grup energi terintegrasi terkemuka dengan geothermal yang berkapasitas dunia dan asset petrokimia.

“Transaksi ini akan memungkinkan perusahaan untuk mengakuisisi Star Energy, tonggak penting di dalam transformais Barito Pacific yang juga dapat memberikan tambahan dana untuk pertumbuhan berkelanjutan dari perusahaan di dalam perjalanan untuk menjadi grup energi terintegrasi terkemuka,” ungkap Agus Salim Pangestu.

Right issue, lanjut dia, akan disusun untuk memungkinkan pembagian sebagian kepemilikan saham untuk dialokasikan kepada institusi investor baru.

Demikian pula, perusahaan meyakini bahwa right issue ini akan berdampak kepada peningkatan saham publik dan investor yang lebih beragam yang akan memberikan dampak positif terhadap likuiditas perdagangan, visibilitas yang lebih baik bagi investor di Indonesia dan luar negeri, serta meningkatkan akses perusahaan terhadap perdagangan pasar modal domestik dan internasional.

“Right issue akan bergantung pada persetujuan saham di dalam RUPSLB yang dijadwalkan pada 22 Januari 2018, dan diharapkan dapat memperoleh surat pernyataan efektif dari OJK, sebubungan dengan pernyataan pendaftaran yang akan disampaikan oleh perusahaan,” tutupnya. (*)

Related Posts

News Update

Top News