Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Senin (27/11) diprediksi akan kembali mengalami penguatan yang didorong oleh sentimen positif yang bersumber dari beberapa faktor, baik dalam negeri maupun faktor global.
Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail dalam risetnya di Jakarta, Senin, 27 November 2017 mengatakan, harga komoditas yang menunjukkan perbaikan yang didorong oleh kenaikan harga minyak, akan menopang rupiah bergerak positif.
“Mata uang di Asia diprediksi kembali menguat dengan sentimen positif. Rupiah diprediksi akan bergerak ke level Rp13.490-Rp13.505 per dolar AS,” ujarnya.
Di sisi lain, penguatan mata uang Asia termasuk rupiah, juga sejalan dengan dolar index yang melemah pasca adanya rilis data ekonomi AS, yakni indeks belanja manajer sektor manufaktur di AS pada Oktober turun dari 54,6 ke level 53,8, dan indeks belanja manajer sektor jasa yang juga terkikis menjadi 54,7.
“Pasca lemahnya indeks belanja manufaktur dan jasa di AS, serta kemungkinan terbentuknya koalisi pemerintah di Jerman antara partai opsisi dan pemerintah Markel, dolar diprediksi akan melanjutkan pelemahan terhadap Euro dan beberapa mata uang Asia lainnya termasuk Indonesia,” ucapnya. (*)