Jakarta – Negara Indonesia pada tahun 2018 telah memasuki tahun politik, tercatat sebanyak 171 daerah akan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara serentak. Menghadapi tahun politik, tentu akan berdampak bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Ekonom PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS Indonesia) Gundy Cahyadi memaparkan, meski beberapa pihak merasa kurang optimis menghadapi tahun 2018,
pihaknya di DBS Group Research memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sedikit membaik di tahun depan, yaitu berada pada angka 5,3%, dibandingkan 5,1% tahun ini. Dirinya menyebut, perbaikan angka investasi akan mendongkrak angka pertumbuhan ekonomi 2018.
“Perbaikan pada investasi akan akan terus berjalan. Harga komoditas yang lebih tinggi juga merupakan satu faktor positif untuk perekonomian Indonesia. Namun demikian, aanya tanda-tanda bahwa “hangover dari commodity crash” masih memengaruhi perekonomian Indonesia saat ini,” ungkap Gundy melalui keterangan resminya di Jakarta, Rabu 22 November 2017.
Sementara Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemeterian Keuangan Republik Indonesia Suahasil Nazara menyebutkan bahwa tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil dan memberikan sinyal positif, mengingat Indonesia yang berada pada jalur pertumbuhan ekonomi yang membaik.
“Apabila kita yakin pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun ini berada pada angka 5,1%-5,2%, maka dapat diproyeksikan di 2018, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada angka 5,4%.” tambah Suahasil
Suahasil menjelaskan, Peningkatan ekonomi Indonesia tahun ini merupakan hasil dari berbagai macam perbaikan yang dilakukan pemerintah, seperti perbaikan listrik di berbagai wilayah Indonesia, penekanan dwelling time, dan beberapa elemen lainnya yang dapat menjadi magnet bagi para pelaku ekspor impor. Oleh karena itu, ekonomi Indonesia pada 2018 diproyeksikan akan membaik, walaupun dengan beberapa resiko dan tantangan yang masih ada.
Sementara Ekonom Chatib Basri menilai, yang perlu di cermati dan diwaspadai pada tahun 2018 ialah adanya bonus demografi dimana jumlah penduduk diperkirakan akan melonjak pada tahun depan.
“Indonesia akan melewati bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia muda dan produktif akan melonjak, dan daya konsumsinya pun tinggi,” ungkap Chatib.
Selain itu dirinya juga mengimbau pada Pemerintah untuk dapat memanfaatkan momentum ini untuk dapat memacu angka pertumbuhan ekonomi.
“Ini harus dimanfaatkan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang saat ini telah mencapai 5% dan mempersiapkan negara kita dalam menghadapi Aging Population dimana populasi menua meningkat, tidak ada income bagi negara namun pengeluaran tetap harus dianggarkan. Kita harus optimis menghadapi tantangan perekonomian ini.” tukas Chatib.