Jakarta–Kelancaran proyek ambisius Grup Lippo, Meikarta tidak bisa dimungkiri memerlukan dukungan pihak lain. Nilai investasi megaproyek yang ditaksir mencapai Rp278 triliun, bisa dibilang sangat fantastis sehingga membutuhkan sokongan dana besar dari pihak perbankan.
Apalagi sejauh ini biaya yang sudah dihabiskan dari promosi iklan ke berbagai media massa juga cukup jor-joran.
Melihat hal itu, Chairman Grup Lippo, James T Riady sendiri pastinya sudah menyiapkan strategi. Caranya dengan menggandeng bank-bank besar. Bahkan ia mengaku ada 15 bank yang akan mendukung kelancaran proyek hunian vertikal di bilangan Cikarang, Jawa Barat itu. “Ada 15 bank, semua bank besar ada di sana, ada Mandiri, dan BRI,” kata James beberapa waktu lalu.
Namun demikian, dari penelusuran Infobank ke dua bank besar, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) sebagaimana disebutkan James, keduanya membantah melakukan pembiayaan modal kerja untuk mendukung pembangunan proyek “kota baru” Meikarta.
Baca juga: BCA Belum Akan Lirik Proyek Meikarta
Menurut sumber Infobank di BRI, bank pencetak laba terbesar di Tanah Air itu mengklaim pihaknya tidak membiayai konstruksi Meikarta.
Setali tiga uang dengan BRI, Bank Mandiri menurut sumber Infobank juga mengaku tidak membiayai megaproyek Meikarta. “Mandiri sangat selektif. Kita itu milih. Karena kita lihat orang itu bagus bukan di laporan keuangannya saja, tapi juga melihat bagaimana track record-nya,” tuturnya.
Tanpa dukungan perbankan, terutama yang besar-besar yang tergolong dalam kelompok Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 4 dengan modal inti di atas Rp50 triliun, bukan tidak mungkin proyek Meikarta akan tersendat. Terlebih dari sisi perizinan, untuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB) juga belum dikantongi pihak Lippo dari Pemerintah Kabupaten Bekasi. (*)
Editor: Paulus Yoga