oleh Diding S Anwar
PEMERINTAH telah mendorong pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta ingin perusahaan-perusahaan baru atau rintisan (start-up company) bermunculan. Satu dekade terakhir, muncul perusahaan-perusahaan rintisan yang tumbuh dengan sangat cepat dan memiliki valuasi yang fantastis.
Contohnya adalah Tokopedia, perusahaan aplikasi jual-beli online yang berdiri pada 2007, yang pada Agustus lalu mendapatkan investasi sebesar USD1,1 miliar (Rp14 triliun) dari Alibaba, raksasa e-commerce dari Tiongkok. Gojek, yang berdiri pada 2015, belum lama juga kembali mendapatkan guyuran senilai USD1,2 miliar (Rp16 triliun) dari investor asal Tiongkok. Tokopedia dan Gojek adalah contoh start-up company yang dengan cepat menjadi unicorn, julukan start-up company yang memiliki valuasi USD1 miliar ke atas.
Valuasi menunjukkan nilai perusahaan (value of the firm) yang diukur dari seberapa besar kepercayaan stakeholders terhadap masa depan perusahaan. Tingginya valuasi start-up company berbasis internet bukan kondisi cash flow perusahaan saat ini, melainkan future cash flow dan besarnya ekspektasi terhadap dunia teknologi yang menggeser dunia konvensional.
Dalam keuangan perusahaan (corporate finance), nilai perusahaan lebih didorong oleh kepercayaan investor atau kreditur untuk menempatkan dananya di sisi pasiva perusahaan. Pasiva terdiri atas utang (liabilities) yang berasal dari kreditur dan modal (equity) yang berasal dari investor. Naik-turunnya nilai perusahaan tergantung pada seberapa tinggi ekspektasi kreditur maupun investor terhadap masa depan perusahaan. (Bersambung ke halaman berikutnya)