Pertumbuhan negara-negara di Asia Timur diperkirakan melemah karena pengaruh ekonomi China (Tiongkok) dan kemungkinan normalisasi kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS). Ria Martati
Jakarta–Pertumbuhan ekonomi Tiongkok diperkirakan akan terus melambat pada 2016-2017. Selain itu, tantangan kenaikan suku bunga Amerika juga diasumsikan akan dilakukan secara bertahap dalam beberapa bulan ke depan.
Untuk itu Bank Dunia menekankan dua prioritas yaitu manajemen makroekonomi yang baik demi melindungi kelemahan-kelemahan eksternal dan fiskal serta reformasi struktural. Hal ini sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan ekonomi saat ini.
Dalam laporan The East and Pacific Update yang dirilis hari ini, Bank Dunia mengatakan, skenario pelambatan ekonomi Tiongkok ini karena adanya berbagai kebijakan di Tiongkok yang dinilai bisa mengendalikan dan menangani risiko penurunan ekonomi. Kebijakan tersebut antara lain tingkat utang negara yang tidak terlalu tinggi, aturan melarang tabungan di luar sistem perbankan, dan besarnya peran negara dalam sistem keuangan.
Jika pertumbuhan Tiongkok makin melambat, dampaknya akan dirasakan di seluruh kawasan, terutama di negara-negara yang terhubung dengan Tiongkok melalui perdagangan, investasi dan pariwisata.
Sementara kenaikan suku bunga Amerika meski telah diantisipasi dan diharapkan akan berlangsung secara teratur, tetap ada risiko pasar yang dapat menyebabkan depresiasi mata uang, meningkatnya perbedaan imbal hasil surat hutang negara, berkurangnya aliran dana dan pengetatan likuiditas. (*)