Jakarta – Manajemen PT Cahaya Sakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) mengakui, bahwa tren bisnis properti saat ini sedang melambat.
Walaupun demikian, pembangunan infrastruktur yang sedang digenjot oleh pemerintah diharapkan dapat memberikan dampak yang besar bagi sektor properti untuk ke depannya,.
“Saat ini kondisi properti kita keseluruhan agak slow. Pembangunan infrastruktur yang sedang gencar-gencarnya dilakukan pemerintah, menjadi faktor pendorong properti yang sedang banyak dibangun oleh perusahaan properti, baik kami maupun yang lainnya,” ujar Direktur Bisnis Cahaya Sakti Investindo Sukses, Yannes Pasaribu, di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, SCBD Sudirman, Jakarta, Selasa 23 Mei 2017.
Salah satu pembangunan infrastruktur yang sedang gencar dibangun pemerintah adalah proyek transportasi berbasis massal, seperti Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek. Sekedar diketahui, proyek itu sendiri dibangun pemerintah yang diamanatkan ke salah satu perusahaan pelat merah, yaitu PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI).Jika LRT berjalan, dampaknya dinilai sangat besar bagi banyak sektor, termasuk properti.
Selama 5-10 tahun ke depan, emiten CSIS sendiri mempunyai rencana untuk membangun kawasan Central Business District (CBD) Olympic City di Bogor, Jawa Barat. Pembangunan kawasan tersebut akan memakan dana mencapai sebesar Rp20 triliun.
”Dana investasi sebanyak Rp20 triliun. Pembangunan memakan waktu 5 sampai 10 tahun. Pembangunan akan mengarah ke apartemen, hotel, SOHO, dan mall,” ungkap Direktur Keuangan Cahaya Sakti Investindo Sukses Lukas Maulana Jusuf.
Pembangunan CBD Olympic City, menurut Lukas, akan mencapai tiga tahap, dan akan menghabiskan tanah seluas 30 hektare (ha).
Pada tahap awal, Lukas mengatakan, dananya akan mencapai Rp4,8 triliun, meliputi apartemen, hotel, dan office tower. Pembangunan tersebut akan memakan lahan seluas 5 ha.
Sementara tahap kedua, dana yang akan habis diperkirakan sebesar Rp5-6 triliun. Nantinya, pembangunan pada fase kedua ini akan mengarah ke area bisnis, commercial district, dan rumah sakit international.
“Untuk tahap ketiga ini dananya Rp10 triliun. Itu akan merupakan yang terluas kita dirikan, dari apartemen kelas menengah dan atas,” papar Lukas.
Adapun dana investasi lanjut dia, sebesar 30 sampai 40 persen akan datang dari grup. Sisanya datang dari private equity dan investor asing. (*)