Jakarta – Permasalahan akuisisi saham milik PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) pada WOM Finance oleh Reliance Capital Management (Reliance) mulai terlihat sengit.
Pasalnya, setelah pihak Maybank Indonesia menyatakan Conditional Shares Purchase Agreement (CSPA) yang dilakukan kedua pihak pada 11 Januari 2017 berakhir, pihak Reliance justru bersikukuh akan menuntaskan rencananya dan menganggap sikap Maybank Indonesia tidak memiliki dasar hukum untuk mengakhiri CSPA.
Melihat kisruh tersebut tentunya banyak pihak bertanya-tanya bagaimana nasib saham WOM Finance, khususnya investor.
Apalagi sikap investor sangat sensitif dengan pemberitaan emiten di media. Sehingga tak jarang, investor baru akan mengambil tindakan beli atau jual saham setelah mendapatkan informasi lewat pemberitaan di media masa.
Buktinya, berdasarkan catatan Infobank, pasca pihak Maybank Indonesia menyepakati penandatanganan Conditional Shares Purchase Agreement (CSPA) pada 11 Januari 2017, saham WOM Finance langsung melejit ke esokan harinya.
Tidak tanggung tanggung, kenaikannya pun sangat tinggi, bahkan menyentuh level batas atas atau auto rejection (penolakan otomatis) sebesar 34,69% dalam satu hari, dari Rp147 ke Rp198. Saat itu nilai transaksi saham perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor itu mencapai Rp24,75 miliar dalam satu hari.
Kini hal itu kembali terjadi, meskipun bertolak belakang. Saham WOM Finance tercatat ambruk pasca munculnya pemberitaan soal berakhirnya kesepakatan akuisisi saham WOM Finance oleh pihak Reliance.
Saham WOM Finance terpantau merosot sejak perdagangan saham mulai dibuka sejak pukul 09.00 pagi, Kamis, 4 Mei 2017. Perusahaan berkode emiten WOMF tersebut bahkan ditutup anjlok diakhir perdagangan sebesar 20,71% dari Rp198 ke Rp157.
Melihat hal itu tentu banyak investor bertanya-tanya apakah jangka pendek saham emiten pembiayaan ini masih akan terkoreksi atau tidak? Terlebih pihak Reliance sudah menyatakan komitmennya untuk mengakuisisi WOM Finance.
Investorpun dihimbau harus tetap hati-hati dalam mengambil keputusan investasinya. Karena meskipun secara fundamental WOM Finance tercatat baik, belum tentu sahamnya langsung bisa dipastikan naik. Sebab banyak aspek yang perlu diperhatikan kembali selain berbicara fundamental.
Seperti diketahui, kinerja WOM Finance pada dasarnya terus membaik. Perusahaan satu ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp38 miliar di sepanjang kuartal satu 2017.
Jumlah tersebut naik 33 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar Rp21 miliar.
Presiden Direktur WOM Finance Djaja Suryanto Sutandar mengatakan, peningkatan laba bersih tersebut ditopang oleh total pembiayaan baru WOM Finance yang mencapai 91.464 unit atau sebesar Rp1,2 triliun.
Dia merincikan, untuk pembiayaan multiguna, perseroan menyalurkan sebesar Rp392 miliar di sepanjang kuartal pertama tahun ini. Angka tersebut mengalami pertumbuhan 39 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya di periode yang sama yakni Rp281 miliar.
“Pembiayaan multiguna ini berkontribusi 33 persen dari total pembiayaan baru WOM Finance sepanjang kuartal I-2017,” ujar Djaja di Jakarta, Selasa, 2 Mei 2017.
Jika dalam satu fase suatu saham dalam tren turun, ditambah issue di pasar juga kurang positif. Ada baiknya investor melakukan aksi tunggu atau wait and see. Karena bila dilihat secara kinerja diatas, saham WOM Finance punya peluang besar untuk terus menguat. (*)