Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, (BTN) di pertengahan tahun ini telah mencatatkan Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP 03) senilai Rp1 triliun. Sumber pendanaan melalui EBA–SP ini menjadi pilihan untuk menjaga rasio kecukupan modal BTN (capital adequacy ratio/CAR).
“Diversifikasi sumber pendanaan melalui EBA–SP ini akan menjaga rasio kecukupan modal BTN pada rentang 17-19 persen di tahun ini,” ujar Direktur Keuangan dan Treasury Bank BTN Iman Nugroho Soeko, di Gedung BEI, Jakarta, Selasa, 2 Mei 2017.
Bank BTN yang berperan sebagai kreditur dan penyedia jasa dalam EBA-SP menilai, sekuritisasi aset merupakan salah satu upaya untuk memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan. Menurutnya, EBA-SP juga menjadi solusi pendanaan jangka panjang untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Seluruh sekuritisasi ini dilakukan BTN dengan menggandeng PT SMF sebagai penerbit, arranger, sekaligus pendukung kredit. Hal ini juga sebagai bentuk sinergi BUMN dalam mendukung program pemerintah. “Keberlanjutan sekuritisasi merupakan upaya Bank BTN mendukung pengembangan pasar pembiayaan sekunder yang digalakkan Pemerintah,” ucap Iman.
Sebagai informasi, Bank BTN telah melakukan sekuritisasi aset dengan skema EBA-SP selama dua tahun berturut-turut. Pada tahun lalu, BTN juga mencatatkan EBA-SP senilai Rp1 triliun. Di mana lewat EBA-SP ini perseroan akan mendapatkan tambahan likuiditas. Dengan dana tersebut, BTN akan biayai 100 ribu unit rumah baru.
Lewat EBA-SP ini perseroan akan mendapatkan tambahan likuiditas sebesar Rp1 triliun yang difokuskan untuk pembiayaan KPR bersubsidi. “Dengan kita menerbitkan EBA-SP berarti kita mendapatkan likuditas Rp1 triliun dan itu bisa kita gunakan untuk membiayai unit rumah baru,” papar Iman kala itu. (*)