Risiko cyber crime pada Teknologi Informasi di dunia perbankan sangatlah besar, namun harus dapat diminamalisir. Rezkiana Nisaputra
Jakarta–Dewasa ini Teknologi Informasi (IT) terus berkembang. Sayangnya perkembangan IT masih saja dibayangi oleh risiko kejahatan dunia maya ( Cyber Crime ). Pun demikian yang dialami oleh industri perbankan nasional.
Pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Direktur PT Bank Central Asia, Tbk (BCA) Suwignyo, dalam seminar yang diadakan Infobank bekerja sama dengan SAP Indonesia, di Jakarta, Rabu, 16 September 2015.
Menurutnya, risiko kejahatan dunia maya di dalam Teknologi Informasi di dunia perbankan sangatlah besar, namun demikian, dia menegaskan, hal tersebut harus dihadapi dengan berbagai cara, yakni memperkuat infrastruktur IT, sehingga risiko tersebut dapat diminimalisir.
“Risikonya sangat besar memang, tapi kalau kita tidak hadapi risiko itu, kita tidak akan maju-maju, banyak cara untuk kita lakukan itu. Risiko itukan misalnya saja Cyber Cryme,” ujar Suwignyo.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, bahwa kemajuan IT sangat penting bagi perbankan. Hal tersebut tentunya untuk mempermudah para nasabah dalam bertransaksi. Oleh sebab itu, pengembangan IT dianggap sangatlah penting bagi perbankan nasional.
“Internet banking dan mobile banking pertumbuhannya itukan sangat signifikan, mereka (nasabah) butuh itu. Jadia memang semua transaksi itu kita arahkan kesana, karena biayanya sangat murah ketimbang harus buka cabang,” tukasnya.
Di tempat yang sama Financial Services Industry Leader Industry & Value Engineering South Asia, SAP Asia, Guruprasad Gaonkar menambahkan, saat ini kemajuan IT telah merubah kehidupan semua orang di dunia termasuk Indonesia, sehingga perbankan nasional harus siap menghadapi kondisi ini.
“Saat ini 80 juta pengguna internet di Indonesia, terbesar di Asean. Teknologi secara drastis merubah konsumen, regulasi, karena itu bank harus dapat menyesuaikan,” tutupnya. (*)