Semarang – Bank Indonesia (BI) melihat ada tiga masalah utama yang menyebabkan pertumbuhan sektor pangan utamanya pertanian yang mengalami penurunan drastis selama 15 tahun terakhir.
Berdasarkan data BI, selama 15 tahun terakhir, pangsa pasar sektor pertanian menurun drastis dari 22,09% terhadap PDB menjadi 13,45%. Sementara serapan tenaga kerjanya juga menurun dari 55,3% menjadi 31,9%.
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo, di Semarang, Kamis, 30 Maret 2017 mengatakan, tiga masalah itu adalah produksi, distribusi dan keterjangkauan harga.
“Masalah produksi menyangkut masalah kapasitas, produktivitas petani, insentif petani, data yang tidak akurat sehingga timbulkan masalah kebijakan impor,” ujarnya.
Sementara terkait permasalahan distribusi, kata dia, adanya masalah panjangnya tata niaga, pelaku-pelaku yang dominan dan pembentukan harga yang dikuasai beberapa pelaku pasar. Sedangkan masalah harga ada pada struktur pasar yang dikuasai beberapa pelaku utama.
Selain itu, lanjut dia, infrastruktur irigasi dan pembiayaan juga menjadi masalah yang dihadapi sektor pertanian.
“Selama 3-4 tahun pemerintah menambah lahan pertanian berigirasi ada 50.000 hektare. Tapi dalam 5-6 tahun menjadi tidak beririgrasi di sumsel, sumbar dan Jateng. Jadi tidak ketemu, di satu sisi pembangunan irigasi dibangun tapi di sisi lain lahan pertanian beralih fungsi. Kemungkinan permasalahan infrastruktur akan selesai 3-5 tahun ke depan,” ucapnya.
Untuk masalah pembiayaan, faktor risiko yang tinggi pada sektor pertanian menyebabkan sumber pembiayaan formal menjadi terbatas. Akibatnya, para petani menggantungkan sumber pembiayaan pada lembaga keuangan informal.
“Lembaga petani masih lemah, risiko petani masih tinggi makanya perbankan kreditnya relatif rendah (di sektor pertanian),” tutupnya. (*)